Aksinews.id/Jakarta – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengundang riuh warganet usai mengunggah foto duduk santai dan bercengkrama bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono. Foto itu ramai karena Ganjar menulis soal rambut putih dirinya dan Basuki yang biasa disapa Pak Bas dalam keterangan foto.
“Saya dan Pak Bas lagi berpikir keras mencari nama komunitas rambut putih nasional. Tolong bantu usulan nama dan singkatan yang keren dong,” tulis Ganjar dalam akun pribadi Instagramnya, Kamis (9/2/2023) lalu.
Unggahan Ganjar mendapat komen yang beragam dari pengguna instagram. Beragam nama ditulis di sana di antaranya Komunitas Rapuh alias Rambut Putih, Komunitas Rambut Putih Pekerja Keras Nasional, dan ada juga yang menyebut Kepala Penuh Uban atau KPU.
Selain komentar soal nama, tak sedikit pula yang mengait-ngaitkan unggahan Ganjar dengan kontestasi pemilu 2024. Alasannya, Presiden Joko Widodo pernah menyebut bahwa penggantinya nanti adalah yang berambut putih. Saat berpidato di hadapan relawan pada Sabtu (26/11/2022) lalu, Jokowi menyebutkan empat nama yaitu Ganjar, Pak Bas, Hatta Rajasa dan Prabowo Subianto.
Dalam pidatonya, Jokowi mengingatkan kepada para relawan untuk berhati-hati dalam memilih calon pemimpin. Meski begitu, Jokowi berkilah saat ditanya apakah pernyataannya itu berkaitan dengan dukungan terhadap salah satu tokoh menjadi calon presiden.
“Kalau wajah cling bersih dan tidak ada kerutan di wajahnya, hati-hati,” kata Jokowi di Gelora Bung Karno saat itu.
Unggahan Ganjar bersama Pak Bas yang memamerkan rambut putih mendapat reaksi beragam. Apalagi sebelumnya Ganjar yang merupakan politikus PDI Perjuangan itu digadang menjadi calon presiden potensial. Ganjar pun sudah pernah mengunggah foto berambut putih tak lama setelah Jokowi berpidato.
Ganjar menempati urutan teratas dalam survei yang dilakukan sejumlah lembaga. Sedangkan Pak Bas disebut-sebut menjadi salah satu tokoh yang diperhitungan PDIP menjadi cawapres. Survei terbaru yang dirilis LSI pada 7-11 Januari 2023, Ganjar menjadi calon presiden dengan elektabilitas teratas.
PDIP dalam berbagai kesempatan memastikan akan mengusung kader sendiri sebagai calon presiden. Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto saat memberi sambutan pada diskusi di Sekolah Partai PDIP di Lenteng Agung, Jumat (3/2/2023) lalu, bahkan sempat memberi sinyal bahwa partainya berharap bisa mengusung pasangan capres dan cawapres.
Peneliti Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional Wasisto Raharjo Jati mengatakan foto tersebut adalah bentuk gurauan Ganjar terkait pernyataan Presiden Joko Widodo akhir 2022 lalu. Jati menilai publikasi foto tersebut di media sosial adalah usaha Ganjar dalam menurunkan tensi politik saat ini memasuki tahun politik. Menurutnya, Jokowi tidak mengartikan rambut putih tersebut sebagai arti literal, namun secara harfiah.
“Rambut putih yang disampaikan Pak Jokowi lebih pada bekerja keras dan mampu menyamakan visinya dengan pemerintahan sekarang,” kata Jati kepada Katadata, Jumat (10/2/2023).
Di sisi lain, Direktur Eksekutif KedaiKOPI Kunto A. Wibowo menilai foto tersebut merupakan upaya politik Ganjar untuk maju dalam Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024. Kunto melihat, Ganjar ingin mengingatkan masyarakat bahwa dirinya didukung langsung oleh presiden karena memiliki rambut putih.
Kunto mengatakan pesan tersebut diselimuti oleh foto dan deskripsi singkat yang berkesan bergurau. Kunto berpendapat efek tersebut berhasil dilakukan lantaran Basuki kerap menjadi objek gurauan Presiden Jokowi saat pewarta berusaha mengonfirmasi sosok rambut putih yang dimaksud.
“Coba kalau sama tokoh lain yang rambutnya putih, jadi enggak lucu. Coba foto sama Pak Ma’ruf Amin, jadi nggak lucu,” kata Kunto.
Kunto menganalisis potensi Ganjar maju sebagai calon presiden yang diusung PDIP pada Pilpres 2024 masih 50%. Menurut Kunto, PDIP masih berpotensi memilih Ketua DPR Puan Maharani dan kader lain sebagai capres. Selain itu, pemilihan capres dari PDIP merupakan hak prerogatif Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
“Menurut saya masih 50:50 antara Puan, Ganjar, atau tokoh lain. Bisa saja tokoh lain tiba-tiba muncul,” kata Kunto.
Kunto mengatakan kans terbesar Ganjar untuk mendapatkan tiket pada Pilpres 2024 hanya ada di PDIP. Alasannya, hanya PDIP yang saat ini bisa mengusung capres tanpa membentuk koalisi dengan partai politik lainnya. Dia melihat kans Ganjar maju di Pilpres dari partai politik lain menjadi kecil jika diusung dari partai politik lain.
“Apakah koalisi itu rela menyerahkan tiket kepada kader partai politik lain? Jadi, menurutku kans itu justru lebih kecil,” ujar Kunto.
Senada dengan Kunto, Jati tidak yakin Ganjar dapat maju di Pilpres 2024 dari partai politik selain PDIP. Menurutnya, koalisi partai politik saat ini sangat dinamis dan partai politik penguasa DPR memiliki hak veto dalam memilih orang yang mendapatkan tiket di Pilpres 2024.
Lebih jauh Jati melihat lima partai politik yang mendominasi kursi di DPR memiliki hak veto untuk mencalonkan atau tidak mencalonkan seorang di Pilpres 2024. Dengan kata lain, pendapat partai politik cukup signifikan dalam Pilpres 2024. Jati melihat Ganjar memiliki pengalaman dan jam terbang politik yang cukup untuk maju di Pilpres 2024.
“Namun calon populis pun belum tentu dinominasikan karena partai politik lima besar di DPR selalu punya hak veto,” ujar Jati.
Sementara itu, Jati belum bisa meraba apakah Ganjar akan diusung oleh PDIP untuk maju di Pilpres 2024. Menurutnya, PDIP berbeda dengan partai politik lain yang dengan jelas menunjukkan preferensinya.
“Kalau di PDIP semua tergantung dari ketua umum. Jadi, itu yang membuat orang eksternal pun agak kesulitan membaca langkah-langkah PDIP seperti apa,” kata Jati.
Alternatif jalan lain bagi Ganjar untuk masuk arena Pilpres 2024 adalah melalui koalisi Indonesia Bersatu, Golkar, PAN dan PPP. Namun, belakangan muncul wacana KIB akan bergabung dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR), PKB dan Gerindra.
Analis politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago, mengatakan peluang Ganjar menjadi capres di Pilpres 2024 akan semakin kecil bila KIB bergabung dengan KBIR.
Hingga saat ini, Arifki belum melihat adanya tanda-tanda Ganjar akan diusung oleh partainya sendiri. Karena besar kemungkinan PDIP yang bisa mengusung capres tanpa koalisi akan memilih Puan Maharani sebagai kandidat capres.
“Tetapi, bergabungnya KIB dengan KIR juga bakal mempersulit posisi Ganjar yang diduga bakal diusung oleh KIB jika gagal dideklarasikan oleh PDIP. Ganjar tidak hanya bersaing dengan para Ketua Umum anggota KIB, tetapi juga dengan Prabowo,” kata Arifki, Sabtu (11/2/2023).
Wacana penggabungan KIB dan KIR muncul usai pertemuan antara Ketum Golkar Airlangga Hartarto dengan Ketum PKB, Muhaimin Iskandar pada Jumat (10/2/2023). Bila KIB dan KIR bergabung, akan banyak nama-nama yang akan bersaing menjadi bakal capres.
Dua nama yang paling kuat adalah Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto. Dan yang akan berebut posisi cawapres adalah Cak Imin, Ridwan Kamil, hingga Ketum PAN Zulkifli Hasan.
“Jika KIR dan KIB bergabung, pilihan Ganjar hanya maju lewat PDIP sebagai calon presiden. Jika memang nama Ganjar tidak keluar di PDIP, langkah Ganjar untuk menegosiasikan posisi cawapres masih mungkin di gabungan koalisi (KIB dan KIR) ini,” ujar Arifki.
Arifki pun meyakini bila kedua koalisi ini bergabung, mereka harus meremukkan lagi siapa figur capres yang akan diusung. “Jika KIR dan KIB bersatu, bisa jadi figur-figur capres yang muncul dikocok ulang. Selain kepentingan masing-masing koalisi perlu diakomodir, kepentingan dari masing-masing partai juga bakal mempersulit dalam penentuan capres dan cawapres,” kata Arifki.(*/AN-01)