Aksinews.id/Lewolema – Komunitas Literasi SMP Negeri 1 Lewolema sejak dirintis pada 2018, aktif mengadakan berbagai kegiatan, baik di sekolah maupun di luar. Salah satu kekhasan Komunitas Literasi SMPN 1 Lewolema adalah selalu memusatkan kegiatan di luar ruangan kelas, seperti di pantai, kebun, hutan bakau dan lain-lain.
Kegiatan kreatif yang digagas Komunitas Literasi SMP Negeri 1 Lewolema, Selasa (7/2/2023) adalah menanam di pekarangan sekolah. Kegiatan ini berkolaborasi dengan siswa kelas VIIA dalam praktik pembelajaran prakarya. Tanaman yang ditanam adalah tanaman obat-obatan rumah tangga, seperti kunyit, kumis kucing, jahe, lengkuas, serei merah, dan lain-lain.
Masing-masing siswa membawa anakan tanaman obat rumah tangga sesuai dengan penugasan kelompok. Kelompok kunyit, anak-anak membawa kunyit. Kelompok jahe membawa jahe, dan seterusnya. Setelah mendapat petunjuk awal dari pembimbing, siswa bergerak menuju ke areal masing-masing yang telah disiapkan dan secara serempak melakukan penanaman.
Selain siswa yang mendapat tugas menanam, kelompok siswa lainnya telah dibagi dalam kelompok jurnalis yang bertugas untuk meliput kegiatan, memotret hingga membuat dokumentasi dalam bentuk video untuk diupload di youtube.
Usai melakukan penanaman, angggota Komunitas Literasi merampungkan data untuk membuat berita sekolah, mengedit foto dan video. Siswa tampak antusias mengikuti kegiatan ini.
Salah seorang peserta, Lutgardis Ema Hajon, mengatakan kegiatan di luar ruangan selalu menggembirakan dan asyik. “Kegiatan di luar ruang kelas itu selalu menggembirakan dan asyik. Tidak membuat bosan. Selalu menjadi hari yang kami nanti-nantikan pada setiap kegiatan literasi. Ada saja hal baru yang kami pelajari bersama,” kata Lutgardis.
Maksimus Masan Kian, Pembimbing Komunitas Literasi SMPN 1 Lewolema mengatakan, anak-anak membutuhkan dampingan yang serius dan fokus dalam mengembangkan bakat dan potensinya. “Anak-anak memiliki banyak potensi yang membutuhkan pendampingan serius dan fokus dari guru. Mengajak anak-anak menanam adalah salah satu bentuk mendorong anak mencintai tanah. Mencintai kebun. Mencintai petani,” kata Maksi.
“Kita tidak tahu masa yang akan datang peluang kerja seperti apa. Saat ini lapangan pekerjaan semakin sulit dan modal kita adalah memiliki tanah yang luas belum digarap. Ini yang bisa dimanfaatkan untuk menanam. Proses hari ini, setidaknya memberikan motivasi kepada anak-anak untuk kelak bisa menjadi petani professional memanfaatkan lahan tidur yang ada di kampung halamannya,” tambahnya.
Kepala SMP Negeri 1 Lewolema, Wilbrodus Wungbelen mengatakan, adanya Komunitas Literasi di SMPN 1 Lewolema telah membuka ruang yang luas kepada anak anak untuk menyalurkan bakat, minat dan potensinya.
“Tentang kegiatan menanam obat rumah tangga di pekarangan sekolah, sebagai Kepala Sekolah, saya menilai sebagai kegiatan yang sangat positif. Aktivitas menanam mesti menjadi hal yang akrab di kalangan siswa. Kita mendorong mereka untuk melakukan aktivitas kreatif ini di sekolah dan bisa menjadi contoh untuk dapat dilakukan saat kembali di rumah. Proses belajar hari ini benar-benar didorong menjadi pembelajaran yang merdeka. Memberikan kesempatan yang luas kepada siswa mengekplorasi bakat dan potensinya,” kata Wilbrodus.(*/AN-01)