Kamis, 09 Februari 2028
Kej.2:18-25;Mrk.7:25-30
Pekan Biasa V
“Biarkanlah anak-anak kenyang dahulu. Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing”
(Mrk.7:27)
Pernyataan Yesus ini terdengar kasar dan menusuk hati. Namun tak menyurutkan harapan di hati si ibu dari Siro Fenesia. Demi cintanya kepada buah hatinya yang sakit, ia rela mempertaruhkan harga dirinya. Meski Yesus menganggap dia tidak pantas menerima rahmat Tuhan karena dirinya masih kafir. “Tidak patut memberi roti kepada anjing”.
Tetapi sang Ibu merespon dengan iman dan pengharapan yang begitu besar. “Benar Tuhan, tetapi anjing-anjing pun makan dari remah-remah yang jatuh dari meja Tuannya”.
Dia yakin bahwa remah-remah yang jatuh akan jadi roti baginya. Karena iman, pengharapan dan cintanya yang hebat, dia akhirnya bisa melihat mujizat hebat. Anaknya sembuh seturut harapannya kepada Tuhan.
Pengalaman iman yang demikian hebat mengungkapkan kebenaran bahwa rahmat Tuhan membutuhkan respon iman. Rahmat tak akan bekerja optimal jika tidak ditopang iman yang mendalam.
Tentu rahmat Allah bisa bekerja sendiri. Tetapi imanlah yang akan membuat rahmat Allah terlihat nyata di depan mata. Tidak selalu menggemparkan, melainkan nampak dalam pengalaman kecil dan sederhana setiap hari.
Tetapi jika hati masih ragu dan harapan masih goyah kepada Allah, mata tak bisa melihat rahmatNya yang terus bekerja dalam diam, dalam kesenyapan kehidupan ini.
Kita berharap, Tuhan tak mengubah roti yang mesti kita terima sebagai anak, jadi remah-remah, karena kadar iman, harapan dan cinta kita kian hari terus berkurang. Maka daraskan senantiasa doa pendek ini, Tuhan tambahkanlah selalu iman kami.
Tuhan memberkati kita. SALVE. ***
RD. Wens Herin
Amin. Terimakasih Romo 🙏
“Tuhan tambahkanlah selalu iman kami” Amin..trims tuan renungannya.
Tuhan Tambahkan selalu imanku…
Amin. Terimakasih Romo🙏