Aksinews.id/Vatikan – Sri Paus Fransiskus blak-blakan kepada wartawan soal friksi di internal Vatikan yang memanas kematian pendahulunya, Paus Benediktus XVI.
Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma itu menyebut kepergian sang Paus Emeritus untuk selamanya pada hari terakhir tahun 2022 lalu telah dimanfaatkan secara tidak etis untuk kepentingan segelintir orang.
Berbicara kepada wartawan di atas pesawat dalam perjalanan pulang dari kunjungannya di Afrika, Minggu (5/3/2023), Paus Fransiskus membantah tuduhan dari kalangan konservatif di Vatikan bahwa Paus Benediktus XVI merasa sakit hati karena beberapa keputusan Paus Fransiskus.
Paus menggunakan ungkapan lama dalam bahasa Italia yang bermakna menguntungkan diri sendiri dengan mengorbankan orang lain untuk menyebut tindakan mereka.
“Saya pikir kematian Benediktus diinstrumentasi oleh beberapa orang untuk mengarahkan air ke penggilingan sendiri,” kata pemimpin Katolik dunia asal Argentina itu, sebagaimana dilansir jpnn.com menyitir reuter.
“Orang-orang itu tidak memiliki etika. Mereka (seperti) orang partai, bukan Gereja,” tambah dia dalam percakapan yang juga mencakup kecaman terhadap undang-undang yang mengkriminalisasi LGBTQ.
Paus menyebut kabar mengenai kekecewaan Benediktus itu sebagai cerita yang dibesar-besarkan oleh kaum konservatif.
Paus Fransiskus pun mengaku sering berkonsultasi dengan Paus Benediktus XVI selama periode hampir 10 tahun sejak pengunduran diri paus kelahiran Jerman itu pada 2013 hingga kematiannya.
Paus Fransiskus tidak menyebutkan nama konservatif tak beretika yang dia maksud. Namun, ada beberapa petinggi Gereja Katolik Roma yang sesuai dengan deskripsinya.
Segera setelah pemakaman Paus Benediktus XVI pada 5 Januari, sekretaris lama mendiang paus, Uskup Agung Georg Ganswein menerbitkan sebuah buku tentang ketegangan yang dia klaim terjadi ketika dua pria berpakaian putih (Paus) tinggal di Vatikan.
Kardinal Gerhard Mueller, sekutu konservatif Benediktus XVI yang kerap mengkritik Paus Fransiskus, juga menulis buku pada bulan Januari. (AN-01)