Guyuran hujan dan kepulan awan tebal yang mengganggu jarak pandang, sama sekali tak mampu menyurutkan komitmen Komunitas Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Tujuh Maret Lebatukan. Mereka tetap menggelar kegiatan Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasisebagai upaya meningkatkan kompetensi bagi para guru SMP wilayah Kecamatan Lebatukan.
Kegiatan yang berlangsung selama 2 (dua) hari itu digelar di SMP Negeri 5 Lebatukan, Desa Lodotodokowa, Kecamatan Lebatukan. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lembata Anselmus Asan Ola A.P.,M.Si terjun langsung untuk membuka kegiatan.
Dalam sambutannya, pria yang akrab disapa Ansel Bahi ini, memberikan apresiasi kepada para kepala Sekolah SMP tingkat Kecamatan Lebatukan yang menjadi motor penggerak kegiatan. Baginya, Komunitas MKKS dan MGMP menjadi salah satu komunitas yang selalu secara reguler melakukan kegiatan peningkatan kompetensi guru.
Dalam sambutannya, Kadis Pendidikan Lembata menyoroti kinerja guru, terlebih guru-guru sertifikasi yang harus memanfaatkan tunjangan demi peningkatan mutu pendidikan. Akan tetapi, sejauh ini belum sepenuhnya digunakan sesuai peruntukannya.
Ansel Bahi menekankan soal pendidikan karakter anak. Dia memotivasi guru-guru untuk melayani peserta didik dengan baik. Dia mencontohkan, Nono, siswa SD di Buraen, Amarasi, yang menjadi juara dunia Olimpiade Matematika sebagai pendorong semangat para pendidik di Lebatukan.
Kegiatan yang sedari awal direncanakan berlangsung dua hari ini menghadirkan tiga orang narasumber. Dua orang diantaranya adalah Pengajar Praktik Guru Penggerak angkatan 4, yakni Hironimus Lado, S.Pd dan Rahman Firdaus, S.Pd serta seorang guru penggerak angkatan 4, yakni Yudi Fidolin Sana Atawolo, S.Pd.
Ketua MKKS/MGMP SMP Lebatukan, Fransiskus B.K. Kaona, S.Fil, mengharapkan para pendidik mengikuti kegiatan ini secara sungguh-sungguh sebagai ajang update dan upgrade diri menghadapi tuntutan zaman. Kegiatan ini dibagi dalam dua sesi, yakni teori dan praktek.
Pada sesi 1, para narasumber menyampaikan materi tentang pembelajaran berdiferensiasi yakni diferensiasi konten, proses dan produk. Dilanjutkan dengan membangun kolaborasi dalam komunitas dengan bentuk lesson study, untuk sharing dan menguatkan satu sama lain, dan teknik menyusun asesmen berdiferensiasi dengan menganut prinsip sesuai kebutuhan peserta didik.
Pada hari kedua (Sabtu, 4 Februari 2023), dilanjutkan dengan sesi dua yakni para pendidik menampilkan guru model sesuai Komunitas MGMP masing-masing untuk mengajar di kelas berhadapan dengan siswa SMPN 5 Lebatukan dan langsung diamati oleh para observer yang terbagi dalam 2 kelompok, yakni observer komunitas dan non komunitas. Observer komunitas berasal dari guru-guru dalam komunitas berjumlah dua orang. Sedangkan, non komunitas dari para pemateri dan para kepala sekolah yang diundi secara acak untuk menghindari penilaian yang subjektif.
Kegiatan ini diakhiri dengan refleksi masing-masing peserta yang mengedepankan kondisi ideal yang belum tercapai dan rencana tindak lanjut. Dan, sebagai bentuk evaluasi, para peserta diminta untuk mengevaluasi program.
Melkior Muda Making, S.Pd, selaku wakil peserta menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan yang luar biasa. Dia berharap kegiatan ini tidak hanya terpusat pada peningkatan kompetensi guru tetapi perlu dilakukan kegiatan-kegiatan yang melibatkan siswa, misalnya latihan pramuka bersama, pentas seni dan budaya maupun olahraga.
Dinginnya kampung Lodoblolong, dan awan yang menutupi rindangnya pepohonan kemiri bahkan nyaris menutup ruas jalan menjadi semangat baru menghadapi tantangan. Kondisi alam Lodoblolong meninggalkan kesan tersendiri bagi para peserta dari pesisir Lebatukan yang selalu kepanasan. Semoga dinginnya Lodoblolong tak membuat semangat Bapak dan Ibu Guru Hebat Lebatukan untuk terus sehat dan bahagia, demi pendidikan Indonesia. Salam Merdeka Belajar. (Rusland Atawolo)