Aksinews.id/Jakarta – Ini benar-benar keterlaluan. Harimau saja berusaha melindungi anaknya, jika bahaya sedang mengancam. Seorang ibu berinisial NK di Duren Sawit, Jakarta, mencekik anak kandungnya berinisial A hingga tewas. Sebelumnya, ia juga menganiaya sang anak lantaran rewel.
Kapolsek Cakung, Jakarta Timur, Kompol Syarifah Chaira Sukma menjelaskan, balita A berusia 2 tahun kehilangan nyawanya setelah dianiaya oleh ibu kandungnya yang kesal karena sang anak kerap menangis dan rewel.
Balita A memang sudah sering kali dianiaya oleh NK sebelum akhirnya meninggal dunia. Sepekan sebelum A meninggal dunia, NK menendang sang anak hingga jatuh dan mengalami luka berat pada bagian tangan dan dahi. NK sempat berupaya membawa A ke tukang urut, yang kemudian diberi ramuan herbal kencur dan diperban. “Tangan korban terpelintir dan kepala bagian kening terbentur,” ungkap Syarifah.
Selain dibawa ke tukang urut, balita A juga sempat dibawa ke puskesmas untuk dibersihkan lukanya. Namun sayangnya, kondisi luka membuat korban membutuhkan penanganan medis lebih lanjut. NK pun berniat membawa korban ke rumah sakit di wilayah Kecamatan Pulogadung pada hari Senin (23/1/2023). Namun belum sempat mendapat pengobatan, korban kembali menangis karena kesakitan hingga membuat NK kesal dan mencekik korban dua kali sebelum akhirnya balita itu meninggal.
Ya, “Si bayi rewel. Ibunya emosi, kemudian menendang anak tersebut. Besoknya, bayi rewel lagi. Karena selalu rewel, pelaku mencekik anaknya dua kali dan menyebabkan anaknya meninggal. Begitu melihat sang anak sesak, pelaku melepas cekikan dan mendiamkannya. Namun beberapa menit kemudian, NK melihat korban hanya terdiam dan kaku. Ketika dipegang pun tangannya sudah dingin,” jelas Syarifah.
Melihat sang anak telah membujur kaku, malamnya NK membawa korban yang sudah meninggal ke rumah orangtuanya. Rencananya, korban akan dimakamkan di TPU Pulo Gebang.
Ketika balita malang itu dimandikan, Selasa (24/1/2023) sekitar pukul 10.00 WIB, perbuatan keji NK pun terkuak. Warga mendapati luka kekerasan pada sekujur tubuh korban. Kontan saja, warga melaporkannya ke Polsek Cakung. Polisi pun langsung bergerak. Polsek Cakung mendatangi lokasi dan menunda penguburan.
“Sudah kami bawa ke Rumah Sakit Polri Kramatjati untuk diotopsi. Terdapat tanda kekerasan pada sekujur tubuh,” tutur Syarifah.
NK pun langsung diciduk aparat Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Metro Jakarta Timur. NK ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan anak kandungnya, dan langsung dijebloskan ke ruang tahanan Mapolres Metro Jakarta Timur.
Kini, NK terancam hukuman maksimal 20 tahun penjara. “Dikenakan Pasal 76C jo 80 Ayat 3 ayat 4 UU Nomor 35 tahun 2014 tentang Perubahan UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan atau Pasal 338 KUHP,” jelas Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Budi Sartono, Kamis (26/1/2023).
Saat ini, polisi masih terus menyelidiki kasus tersebut. Barang bukti telah diamankan oleh jajaran Unit Reskrim Polsek Cakung, yakni satu kain jarik dan satu baju kaos lengan pendek yang dikenakan korban saat kejadian.
Kasat Reserse Kriminal Polres Jakarta Timur AKBP Ahsanul Muqaffi menjelaskan bahwa ada tujuh saksi yang dimintai keterangan. “Teman-teman NK dijadikan saksi, di antaranya sopir angkot,” ujar Ahsanul.
Berdasarkan pengakuan NK, penganiayaan itu terjadi karena ia kesal anaknya sering menangis dan rewel. Puncak kekesalannya itulah yang akhirnya membuatnya membunuh darah dagingnya sendiri. Kini, NK mengakui perbuatannya dan dihantui perasaan menyesal.
“Saya cubit di pipi sama di perut. Saya tampar pipinya sebanyak dua kali, kemudian saya tendang sampai dia jatuh. Jidat sama tangan kanannya terluka. Pas kedua kalinya dicekik, matanya tertutup, tangannya kelepek-kelepek langsung tidak ada nyawa. Perutnya sudah kencang, mulutnya agak pucat,” terang NK.
Selain itu, NK juga mengakui penganiayaan yang bahkan ia sendiri lupa, kapan pertama kali terjadi. “Udah dari lama, tapi saya tidak ingat sejak kapan. Yang saya ingat dari pas tinggal sama suami pertama,” kata NK.
NK menyewa sebuah kamar kontrakan satu petak di RT006/RW009, Tanah 80, Klender, Duren Sawit. Meski demikian, warga yang tinggal di sekitar kontrakan tersebut tidak mengetahui sejak kapan NK tinggal di sana.
“Saya tidak tahu dia sudah ngontrak berapa lama. Katanya sih, sudah kasih surat ke RT, tapi saya tidak tahu kalau dia ada di sini,” jelas Novi, tetangga NK.
Novi pun merasa terkejut saat mengetahui ada balita tewas dianiaya di sana. Sebab, ia mengira kontrakan itu kosong dan tidak pernah mendengar suara tangisan bayi. “Selama ini memang jarang disewa. Yang isi sewa juga keluar masuk. Dua atau tiga bulan, langsung keluar, tidak pernah sampai satu tahun,” jelas Novi.
Tetangga lainnya juga menyampaikan hal yang sama. Mansah (43) yang sehari-hari bekerja sebagai petugas keamanan di RW 009 pun tidak pernah melihat sosok NK.
“Saya lihat, tidak pernah ada orang. Saya pulang malam atau pulang pagi, tidak pernah lihat ada orang di kontrakan itu. Tahu-tahu ada berita bocah yang meninggal. Bingung saya,” ungkap Mansah.
Mansah juga mengungkapkan bahwa ia tidak pernah mendengar suara tangisan bayi. “Kalau pernah dengar (suara tangisan bayi), pasti saya datangi,” jelas Mansah, sebagaimana dilansir Popmama.com. (*/AN-01)