Aksinews.id/Hewa – Seperti ungkapan: ‘Leader are made, not born’ (pemimpin itu dibentuk, tidak dilahirkan), maka OSIS SMPN 3 Wulanggitang pun menyelenggarakan Latihan Dasar Kepemimpinan bagi pengurus OSIS periode 2022–2023. Kegiatan untuk membentuk jiwa kepemimpinan pengurus OSIS yang baru ini digekar pada Jumat – Sabtu (20 – 21/1/2023) di sekolah, desa Hewa, Kecamatan Wulanggitang.
Jiwa kepemimpinan dapat dibentuk melalui organisasi. OSIS sebagai organisasi di lingkungan sekolah adalah wadah untuk menanamkan jiwa kepemimpinan dalam diri siswa. Di OSIS, jiwa kepemimpinan siswa dibentuk.
Kaur Kesiswaan SMPN 3 Wulanggitang, Yohanes P. Talu Kabelen, S.Pd menjelaskan bahwa LDK diikuti pengurus OSIS Spentig Hewa sebanyak 50 orang. Materi yang diberikan dalam LDK adalah dasar-dasar organisasi, kepemimpinan, surat menyurat, public speaking, dan membangun kerja sama tim.
Pemateri kegiatan LDK adalah guru Spentig, yaitu Sesilia Sogeinan, Felix Pebruyanto Liwu, Gerardus Kuma, Marinus Raja Muda, Emanuel Boro, Yohanes Talu Kabelen, dan Fransiskus Sesu Onan.
Kepala Sekolah Spentig Wulanggitang, Kristina Sabu Punang saat membuka LDK menyampaikan dukungan dan apresiasi atas kegiatan LDK yang diselenggarakan OSIS Spentig Wulanggitang.
Ya, “Saya mengapresiasi dan mendukung kegiatan latihan dasar kepemimpinan ini agar pengurus OSIS yang baru bisa memiliki bekal dalam memimpin OSIS SMPN 3 Wulanggitang nanti. Karena itu gunakan kesempatan ini secara baik untuk belajar dan menimba ilmu lewat materi yang disampaikan oleh bapa ibu guru,” ungkap Kris Punang.
Model kegiatan latihan dasar kepemimpinan ini adalah teori dan praktik. Di mana pada hari pertama, materi yang diberikan adalah dasar-dasar organisasi yang disampaikan Sesilia Sogeinan. Dalam pemaparannya, Yanti Soge, sapaannya, menjelaskan bahwa organisasi memiliki dua komponen yaitu orang dan tujuan.
Dalam OSIS, komponen pertama adalah siswa. Komponen kedua, tujuan adalah melatih siswa menjadi pemimpin. Karena itu, siswa yang masuk dalam kepengurusan OSIS di sekolah harus memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengasah dan melatih jiwa kepemimpinan.
Materi kepemimpinan dibawakan oleh Felix Pebruyanto Liwu yang akrab disapa Yanto Liwu. Ia menjelaskan bahwa pemimpin adalah orang memiliki nilai plus. Karena itu, menjadi pemimpin berarti harus menunjukkan sesuatu yang berbeda kepada orang yang dipimpin.
“Menjadi pengurus OSIS Spentig Hewa, berarti menjadi pemimpin bagi siswa yang lain di sekolah ini. Dan pemimpin harus menjadi teladan. Hal yang sederhana adalah penegakan aturan sekolah. Pengurus OSIS harus mentaati aturan sekolah. Sehingga kalau ada siswa yang melanggar aturan dan ditegur, mereka akan ikut kalau pengurus OSIS juga mentaati aturan,” ujar Yanto Liwu.
Hari kedua, Gerardus Kuma menyampaikan materi tentang surat menyurat. Gerardus menjelaskan bahwa surat menyurat merupakan hal yang penting dalam sebuah organisasi. Surat merupakan alat komunikasi, alat pengingat, bukti tertulis dan pedoman kerja. Surat yang dikeluarkan organisasi berisi kepentingan keorganisasian dan ditulis menggunakan ragam bahasa resmi.
Sebuah surat terdiri atas beberapa bagian yaitu kepala surat, nomor surat, tanggal surat, lampiran, perihal, alamat surat, salam pembuka, isi surat, salam penutup, status/ jabatan, tanda tangan, dan nama jelas, dan tembusan. Setelah pemaparan materi, peserta latihan dasar kepemimpinan mempraktek menulis surat.
Sementara itu Marinus Raja Muda membawakan materi tentang public speaking. Materi ini meliputi teknik berpidato dan memimpin rapat. Setelah mendengar pemaparan materi, salah seorang peserta LDK mempraktekkan pidato di hadapan teman-temannya. Selain itu, ketua OSIS berlatih memimpin rapat bersama pengurus OSIS.
Materi terakhir, membangun kerja sama tim dilakukan dalam bentuk outbound. Kegiatan outbound berupa permainan yang dilakukan di halaman sekolah ini bertujuan membangun kerja sama dan kekompakan tim, kreativitas, komunikasi, dan kepercayaan diri.
Kegiatan outbound yang dipandu oleh Emanuel Boro, Yohanes P. Talu Kabelen, dan Fransiskus Sesu Onan ini dilakukan dalam bentuk permainan berkelompok berupa memindahkan air dalam gelas yang diletakkan di atas sebuah kain, mengangkat air dalam ember menggunakan kaki, melewati rintangan sambil membawa gelas berisi air di belakang. (Gerard K. Apeutung)