Sabtu, 21 Januari 2023
PW. St. Agnes Martir
Ibr.9:2.3.11-14 ; Mark.3:20-21
Hari ke-4 Pekan doa sedunia
“Mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata mereka, “Dia tidak waras lagi”
(Mark.3:21)
Yesus begitu dikenal berkat mujizat yang dilakukanNya. Tetapi keluargaNya dari Nazaret hendak mengambil Dia, karena berpikir Dia tidak waras lagi. Heran! Orang banyak datang dengan rasa kagum, tetapi keluargaNya sendiri justru menganggap itu sebuah keanehan.
Jika lukisan situasi ini menggambarkan proses menjadi beriman, maka peristiwa ini menyatakan bahwa mengimani Yesus membutuhkan hati yang terbuka. Bukan karena hubungan darah. Keluargapun tidak otomatis, jika tidak memulai dari hati. Kita menjadi orang Katolik, karena telah membuka hati dan mempersembahkan diri bagi Tuhan yang kita sembah.
Dahulu, keluarga Nazaret menganggap Yesus tidak waras. Saat ini, duniapun sering berpikir, orang Kristen juga tidak waras. Dan, ketidawarasan terbesar di dunia, adalah mengimani Tuhan yang tersalib. Mengimani Tuhan yang kalah, Tuhan yang mati di salib. Tetapi dari kehinaan inilah, hidup kita telah dipulihkan dan diselamatkan.
Tak heran, St. Agnes perawan dan martir, rela menyerahkan kemurnian hidupnya bagi kemuliaan nama Yesus. Ia rela melepas segala kenikmatan duniawi, dan mengorbankan nyawanya demi kerinduan jiwanya, yakni berada dalam pelukan kasih Tuhan di keabadian.
Ya, beda hati, beda cara pikir, beda pula cara bersikap. Mungkin kita juga kadang dianggap aneh bahkan tidak disukai. Hanya hati yang terbuka, akan mampu menyelami dan memahaminya.
Tuhan memberkati kita. SALVE. ***
RD. Wens Herin
” Hanya hati yang terbuka akan mampu menyelami dan memahaminya “**. Selamat pagi Ama Romo terima kasih renungan pagi ini SALVE