Kamis, 12 Januari 2022
Ibr.3:7-13 ; Mrk.1:40-45
Pekan Biasa I
“Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku”
(Mrk. 1:40)
Ketika sakit, entah karena penyakit atau karena dilukai dan dikecewakan, orang butuh disapa, dikasihi, didengar, dihibur dan jadi sembuh.
Tak seperti itu nasib si kusta dalam kisah Injil hari ini. Ia justru disia-siakan dan tak dipeduli. Dikucilkan karena dianggap jadi aib keluarga. Deritanya dianggap hukuman Allah karena dosanya. Disingkirkan karena sakitnya menjijikan. Semua saudara menutup mata dan hati. Kasihan! Sudah sakit secara fisik. Lebih menderita batinnya.
Tetapi si kusta beruntung, mendapat kasih begitu besar dari Tuhan. Meski ia meminta dengan rasa tak layak, “kalau engkau mau, engkau dapat mentahirkan aku”. Yesus langsung memberi jawab, “Aku mau, jadilah engkau tahir”. Ia sembuh seketika. Harapannya kini terjawab dalam Tuhan. Jawaban yang menunjukkan bahwa Tuhan mengasihi tanpa membedakan kita.
Mungkin saat ini kita juga sedang memendam sakit. Atau memikul banyak beban dalam diam. Entah karena didera penyakit. Atau terluka batin karena dikecewakan, ditolak dan tidak dipeduli.
Kita butuh hati untuk mendengarkan kita. Butuh senyum dan sapaan yang menghibur jiwa. Butuh bahu sekedar bersandar dan menaruh harapan. Dan di atas segalanya, kita butuh rangkulan kasih Tuhan yang memberi rasa damai dan kesembuhan dalam batin.
Ingat, jangan terlalu cepat menolak rasa sakit. Karena terkadang Tuhan menggunakan rasa sakit untuk mengingatkan, mengoreksi, mengarahkan, dan menyempurnakan hidup kita.
Tetaplah berdoa, “Tuhan jamalah aku dengan kuasa IlahiMu. Sembuhkan aku dari segala luka kehidupanku”. Semoga kita juga bisa saling menyembuhkan.
Tuhan memberkati. SALVE. ***
RD. Wens Herin
“”Tuhan sembuhkanlah aku dari segala luka kehidupan” Amin…thanks tuan