Aksinews.id/Larantuka – Ketua Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan DPP PDI Perjuangan, Andreas Hugo Parera alias AHP memberi signal kalau partainya akan kembali mengusung Antonius Gege Hadjon menjadi calon bupati Flores Timur pada Pilkada serentak tahun 2024 mendatang.
Signal buat ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Flores Timur itu disampaikan AHP ketika bersama Anton Hadjon menyambangi kampus Institut Keguruan dan Teknologi Larantuka (IKTL), Kabupaten Flores Timur, Selasa (20/12/2022) lalu. AHP datang kesana untuk menyerahkan sertifikat Kartu Indonesia Pintar (KIP) bagi sejumlah mahasiswa IKTL.
Saat menyampaikan sambutan, politisi moncong putih yang berlatar akademisi bidang Ilmu Hubungan Internasional ini menyampaikan terima kasih kepada Bupati Flores Timur 2017-2022, Anton Hadjon. Ia menegaskan bahwa Anton Hadjon tetap Bupati, bukan mantan Bupati. Menurutnya, Anton Hadjon hanya off sesuai prosedur undang-undang.
Ya, “Terima kasih kepada Pak Bupati 2017-2022. Jadi bupati yah? Bukan mantan bupati. Dalam aturan undang-undang mereka itu harus off dulu. Nanti 2024 maju lagi,” ujar AHP, sambil tersenyum.
Anton Hadjon memang digadang-gadang oleh para kader PDI Perjuangan Flores Timur untuk kembali mengikuti kontestasi Pilkada 2024 mendatang. Hampir tidak ada figur lain di tubuh PDI Perjuangan yang akan berebutan tiket untuk masuk arena Pilkada 2024. Sehingga hampir bisa dipastikan kalau Anton Hadjon akan melenggang mulus masuk arena pertarungan 2024.
Ditemui di beberapa kesempatan, Anton Hadjon memberi signal untuk kembali berduet dengan Agustinus Payong Boli, Wabupnya. Namun belakangan ini, muncul rumor kalau APB ingin maju menjadi calon bupati. Sehingga Anton Hadjon harus mencari sosok lain untuk mendampinginya, maju nantinya.
Mencuat nama Yami Dosinaen, penyuluh pertanian yang aktif dalam kegiatan sosial di Pulau Adonara. Ketua OI Adonara ini digadang-gadang bakal mendampingi Anton Hadjon, jika APB benar-benar memilih jalan sendiri nantinya.
Asal tahu saja, duet Anton Hadjon dan Agus Payong Boli sempat mendapatkan apresiasi dari Kementerian Dalam Negeri lantaran selalu akur hingga berakhirnya masa jabatan mereka. Tidak banyak kepala daerah dan wakilnya yang mampu menjaga hubungan harmonis selama lima (5) tahun memimpin. Boleh jadi, inilah yang jadi alasan mengapa Anton Hadjon berusaha mempertahankan “Breun” Jilid II.
Secara geopolitik, jika APB memilih berpisah jalan, maka Yami Dosinaen bisa jadi pengganti yang menarik. Sosok yang tak suka dengan penampilan resmi ini dinilai sebagai figur yang mumpuni untuk mendampingi Anton Hadjon. Apalagi, ia aktif dalam berbagai kegiatan sosial melalui OI Adonara, dan mampu menembus berbagai sekat sosial.
Figur dari Pulau Adonara lainnya, lebih memilih bertarung merebut posisi bupati Flores Timur. Sebut saja, Anton Doni Dihen (ADD), rival terberat AGH pada Pilkada 2017 silam. ADD disebut-sebut bakal melaju ke arena Pilkada Flores Timur melalui pintu Partai NasDem. Hanya saja, ia harus bertarung dengan sesama tokoh Adonara lainnya, Petrus Ama Keron untuk mendapatkan pintu Partai NasDem.
Dari Flores daratan, muncul nama Yoseph Antonius Titus Lukman Riberu yang pernah menjadi kontestan peserta Pilkada 2017 silam. Dia juga sudah melancarkan gerilya politik di berbagai wilayah Flores Timur untuk menggalang dukungan.
Figur yang baru muncul adalah Yosep Sani Betan. Ketua DPD II Partai Golkar Flores Timur ini pun disebut-sebut bakal menjadi rival berat AGH nantinya. Apalagi, Nani –begitu Yosep Sani Betan akrab disapa, dan AGH sama-sama berasal dari Waibalun. Hanya saja, Nani tampaknya lebih fokus menggalang dukungan bagi Partai Golkar agar kembali merebut kursi pimpinan Dewan, yang kini masih digenggam PDI Perjuangan.
Sejarah politik Flores Timur memperlihatkan bahwa belum pernah seorang bupati menjabat dua periode. Jika AGH mampu merebut kembali kursi ‘Flotim 1’, maka itu menjadi sejarah pertama di kabupaten paling timur Pulau Flores itu. Tiga bupati sebelumnya, Feliks Fernandez (alm), Simon Hayon dan Yosep Lagadoni Herin, sempat berusaha merebut jabatan bupati periode kedua, namun gagal. Ini, tentu menjadi tantangan bagi AGH memasuki arena Pilkada 2024 mendatang.(AN-02/AN-01)