Tangan Fransiska Ene Makin,isteri mendiang almarhum Fransiskus Uja Koten, berulang kali menyapu kepala pusara suaminya. Air matanya jatuh. Tangisnya pecah seketika saat doa-doa didaraskan oleh para pelayat yang mengunjungi kuburan tempat sang suami tercintanya beristirahat untuk selamanya. Berulang kali ia meminta maaf kepada suaminya dalam riak tangis yang terdengar kecil nan haru itu.
“Bapa kenapa sampai begini. Kejar mereka bapa, sampai di mana pun,” begitu tangisnya dalam bahasa daerah Lamaholot di pinggir kubur suaminya.
Kisah kematian suaminya bak misteri yang belum lunas terpecahkan. Fransiskus Uja Koten begitu suaminya dipanggil, mati dalam keadaan yang tak mengenakan di pinggir pantai dengan darah merembes keluar dari hidung dan telinga korban.
Ia berkisah, suaminya biasa membawa uang bersama dengan surat-surat dan barang berharga lainnya dalam tas miliknya termasuk saat melaut. Tas tersebut diikat pada pinggangnya. Naasnya, setelah ditemukan, tas milik korban beserta uang dan barang berharga tersebut raib. Malah terdapat sandal hitam bukan milik korban berada di samping perahu yang ditemukan dua rekan nelayan tersebut.
Pria yang sehari-sehari sebagai pemasok air bagi para pembeli air keliling itu gemar melaut demi memenuhi kebutuhan keluarga harus meregang nyawa saat melaut. Belum diketahui persis penyebab kematian suaminya itu.
“Malam itu, bapa ada bawa tombak untuk tombak ikan pari. Dan, biasanya bapa itu kemana-mana bawa uang dalam tas kecil serta surat-surat berharga,” katanya.
Keluarga Fransiskus Uja Koten (63), nelayan asal Desa Lewoloba, Kecamatan Ile Mandiri, Kabupaten Flores Timur yang ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa pada Minggu (11/12/2022) mempertimbangkan kembali dilakukannya autopsi terhadap almarhum.
Hal itu dibenarkan oleh Kapolres Flores Timur, AKBP I Gede Ngurah Joni Mahardika, S.H.,S.I.K.,M.H., melalui Kasat Reskrim, IPTU Lasarus M.A.LA’A, SH.
Ia mengatakan pada tanggal 11 Desember 2022 keluarga korban mendatangi Polres Flores Timur untuk melapor kejadian tersebut.
“Keluarga sudah datang dan membuat Laporan Polisi dengan Nomor : LP/B/298/XII/2022/SPKT/ POLRES FLOTIM/ POLDA NTT. Keluarga masih mempertimbangkan apakah diautopsi atau tidak. Karena autopsi hanya mau melihat penyebab kematian bukan mengetahui siapa pelakunya,” kata Kasat Reskrim.
Untuk diketahui, Jasad korban Fransiskus Uja Koten ditemukan di bibir pantai, persisnya di belakang pabrik pembekuan ikan (PPI) Desa Wailolong oleh istrinya, Veronika Ene Makin (46), bersama anak mereka Fransiskus Bala Koten (7).
Keduanya hendak melihat korban setelah sebelumnya pamit melaut sejak Sabtu petang. Saat tiba di sana pada Minggu pagi, tubuh korban terlihat sudah terlentang di pasir pantai dalam keadaan meninggal dunia.
Saat itu, darah aktif nampak mengalir keluar dari hidung dan telinga korban. (AN-02)