Kamis, 08 Desember 2022
Kej.3:9-15.20 ; Ef.1:3-6.11-12 ; Luk.1:26-36
HR Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda
“Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu”
(Luk.1:28)
Semua manusia dilahirkan dalam belenggu dosa asal. Warisan dosa Adam dan Hawa. Tetapi dengan perayaan hari ini, Gereja menyatakan, Maria telah dikecualikan. Sedari awal, sejak dikandung, Allah telah menguduskannya. Ia lahir tanpa noda dosa asal, demi maksud maha mulia ini, menjadi Bunda Putra Allah, yakni Yesus penebus kita.
Jadi Bunda Putra Allah, adalah suatu misteri yang sulit terselami. Tak mengerti, tetapi tak bisa ditolak. Maria akhirnya menerima dan menjalaninya dalam diam dan pasrah. “Aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu”. Mari membuka kedua tangannya, membiarkan kehendak Tuhan terjadi atas dirinya.
Meski awalnya bingung, karena ia belum bersuami. Hingga ia bertanya, “Bagaimana hal itu terjadi, sebab aku belum bersuami?”.
Suatu keraguan yang sangat manusiawi. Maria berpikir apa adanya. Seorang perempuan mengandung dan melahirkan, harus hidup bersama dengan seorang laki-laki, sebagai suami. Jika tidak, tak mungkin terjadi. Dan laki-laki itu harus sah. Jika tidak, akan jadi aib.
Malaikat lalu meyakinkan Maria. Bahwa ia mengandung bukan dari manusia (seorang laki-laki), tetapi dari Allah. Katanya, “Roh Allah akan turun atasmu, dan kuasa Allah yan maha tinggi akan menaungi engkau, sebab anak yang akan kau lahirkan itu adalah yang Kudus dari Allah. Keraguan Maria terjawab sudah.
Maria akhirnya berpasrah, menerima pinangan Allah. Meski belum memahami sepenuhnya apa yang bakal terjadi. Ia rela mempersembahkan dirinya dengan total dalam kata-katanya, “Aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu”.
Dengan berpasrah, ia akhirnya tahu, bahwa tak ada yang mustahil bagi Allah.
Kita juga alami, banyak pengalaman iman sulit dipahami. Kadang kita kecewa, marah bahkan merontak kepada Allah. Tetapi diujung pergumulan, jangan lupa bertanya, apa yang Tuhan kehendaki dari sekian peristiwa hidup yang terjadi ini? Penting bertanya demikian, agar bisa sampai pada jawaban yang sama, “Aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu”.
Kita pasrah bukan karena tak berdaya. Tetapi karena yakin, hanya dalam pasrah, mata kita akan melihat, bahwa bagi Allah tak ada yang mustahil.
Selamat menjalani masa Adven. Tuhan memberkati. SALVE. ***
RD Wens Herin
Amin….
Amin.🙏
Malam Bae Romo