Kamis, 01 Desember 2022
Yes.26:1-6 ; Mat.7:21.24-27
PW. Beato Dionisius dan Dedemtus, Martir Indonesia, Ace
“Yang mendengar Sabda-Ku dan melakukannya, ia sama dengan orang bijak yang mendirikan rumah di atas batu”
(Mat.7:24)
Kehidupan seorang beriman, diibaratkan Yesus bagai sebuah rumah. Ia berdiri kokoh atau mudah goyah, berkualitas baik atau seadanya, tergantung dasar dan pegangan hidup yang dipilih.
Idealnya rumah iman kita dibangun di atas batu. Yakni “batu” Sabda Tuhan. Gambaran hidup orang bijak, yang setia mendengar dan melakukan Sabda Allah. Agar tetap kokoh berdiri, saat dilanda hujan, banjir dan badai kehidupan. Sabda yang selalu menuntun di jalan baik dan benar agar kita tidak salah jalan dan binasa.
Sebaliknya, jika kita hidup sesuka hati, menuruti keinginan sendiri, dan mengabaikan jalan-jalan Tuhan, Yesus katakan, kita seperti orang bodoh, yang membangun rumah iman kita di atas pasir. Tak akan kuat hadapi tantangan dan penindasan. Mudah goya, tak sabar dan tak berdaya melawan kekuatan dosa.
Pilihan ada di tangan kita. Mau berpijak di atas batu. Supaya teguh dan kokoh. Atau lebih memilih berdiri di atas pasir. Jadi rapuh dan mudah goyah.
Setia menjalankan amanat Sabda Tuhan. Atau lebih suka hidup seturut keinginan dan kesenangan sendiri. Memilih jalan selamat. Atau menyimpang ke jalan kehancuran.
Martir Dionisius dan Redemtus, dua sosok yang jadi teladan kita dalam menjaga dan merawat iman. Mereka rela melewati jalan sulit, jalan penderitaan demi imannya. Lebih memilih mengorbankan nyawa dari pada mengorbankan imannya akan nama Yesus.
Inilah model hidup iman yang berpijak di atas batu, bukan pasir. Tetap kokoh menjaga iman, walau harus bertaruh nyawa.
Selamat menjalani masa adven. Tetaplah berjaga-jaga dalam doa.
Tuhan memberkati. SALVE. ***
RD. Wens Herin
Santo Dionisius dan Tedemtus doakanlah kami agar berpijak kokoh di atas Sabda Tuhan.
Amin. .trimakasih tuan
“Yang mendengar Sabda-Ku dan melakukannya, ia sama dengan orang bijak yang mendirikan rumah di atas batu”
Amin…