Sabtu, 26 Nopember 2022
Why.22:1-7 ; Luk.21:34-36
Pekan Biasa XXXIV
“Jagalah dirimu, jangan sampai hatimu syarat dengan pesta pora dan kemabukan”
(Luk.21:36)
Jagalah dirimu! Ungkapan yang biasa diucapkan saat mengingatkan dan menasehati seseorang. Entah anak, saudara, sahabat, atau orang dekat kita. Ucapan itu membahasakan perhatian juga kekuatiran. Sebab kita tak sudi, melihat orang yang kita kasihi salah melangkah. Atau sesat, lupa diri, dan terjebak dalam kenikmatan hidup yang menyusahkan diri.
Dalam nada yang sama, Yesus menasehati kita, “jagalah dirimu, jangan sampai hatimu syarat dengan pesta pora dan kemabukan. Tentu pesta membawa sukacita bagi kehidupan. Tetapi jika berlebihan, kita bisa lupa sesama yang sedang susah. Jika terlalu nenuruti kemauan diri, kita bisa sesuka hati dan berfoya-foya hanya demi kesenangan diri. Bisa juga terjebak dalam “kepentingan-kepentingan duniawi” yang cenderung menyimpang dan membawa kehancuran.
Meski saat ini, kita merasa nyaman dengan semua yang menyenangkan. Terbiasa dengan semua yang diperoleh dengan cara tak hahal dan manipulatif. Atau semua yang menjamin kesejahteraan hidup kita. Yesus ingatkan, agar kita tetap waspada dan selektif, agar tidak terbuai, salah jalan dan disesatkan.
Memang dalam hal apapun, kita mesti “jaga diri”. Mesti waspada dan mawas diri. Agar tidak disesatkan. Tetapi lebih mendasar, kita mesti berjaga-jaga karena tidak tahu misteri “Hari Tuhan”. Tibanya akhir zaman, atau saat kematian, mendatangi kehidupan. Kita tak bisa menyelami dan memastikan kapan “hari itu” tiba. Karena hal itu misteri ditangan Allah.
Maka kita tak boleh terlena. Hendaknya tetap bertekun dalam doa. Teguh dalam iman. Setia menuruti kehendak baik Allah. Agar kita “kuat bertahan di hadapan Anak Manusia”, sebagai orang yang dibenarkan dalam pengadilan Illahi.
Tuhan memberkati. SALVE. ***
RD. Wens Herin
Jagalah dirimu, jangan sampai hatimu syarat dengan pesta pora dan kemabukan”
Amin…