Aksinews.id/Umaleu – Fenomena kehamilan remaja di tengah masyarakat dari hari ke hari dinilai kian meningkat. Kehamilan remaja atau disebut pula kehamilan di bawah umur menjadi perhatian serius. Pasalnya, hal itu menjadi salah satu pemicu terjadinya berbagai masalah kesehatan pada ibu dan bayi yang dikandungnya. Semua pihak terkait diharapkan mengambil peran untuk mencegah dan atau mengatasinya.
Demikian salah satu simpulan Lokakarya Lintas Sektor Triwukan Ketiga di Puskesmas Wairiang, Kabupaten Lembata, Rabu (9/11/2022).
Dalam kesempatan lokakarya itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata, Drs. Bala Warat Gabriel, MM lagi-lagi menekankan pentingnya kerjasama lintas sektor. Menurutnya, di zaman sekarang, sudah tidak relevan lagi untuk bekerja sendiri-sendiri.
“Single fighter itu sudah tidak laku lagi sekarang. Semua pihak harus bisa bekerja bersama, bergandengan tangan,” ujar pria bersahaja dan cerdas itu.
Sementara, Camat Buyasuri, Lambertus Charles,SH dalam sambutannya sebelum membuka lokakarya mengaku prihatin terhadap berbagai masalah kesehatan yang dialami warganya. Salah satu masalah krusial adalah meningkatnya kejadian kehamilan remaja atau kehamilan di bawah umur.
“Tadi Pak Kapus (Kepala Puskesmas-red) laporkan, ada 14 kejadian kehamilan remaja di wilayah kerja Puskesmas Wairiang. Ini baru 10 desa. Masih ada 10 desa lain yang masuk dalam wilayah kerja Puskesmas Bean,” ungkap Camat Buyasuri, getir.
“Kita tidak tinggal diam. Kita sudah galakkan monitoring terpadu. Semua unsur pimpinan dalam Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan telah mengambil bagian. Kita sudah mulai dengan monitoring kegiatan Posyandu,” papar dia.
Charles, demikian Camat Buyasuri itu biasa disapa, mengatakan, pihaknya terus berupaya agar semua program kesehatan yang diselenggarakan mendapat dukungan semua elemen masyarakat di wilayahnya. Menurutnya, dukungan masyarakat harus nyata melalui kehadiran dan partisipasi aktif dalam setiap kegiatan.
“Kita akan segera canangkan itu. Pada setiap kesempatan Posyandu, tim lintas sektor akan turun monitoring dan pada hari itu semua kegiatan lain ditiadakan atau diliburkan. Kecuali sekolah,” jelasnya.
Untuk diketahui, selain kehamilan remaja, stunting pun masih menghantui masyarakat di wilayah itu. Begitu pula dengan persalinan yang dilakukan di rumah. Semuanya menjadi tantangan tersendiri. Butuh startegi jitu dari semua pihak terkait untuk menguarai benang kusut itu. (DK)