Sabtu, 29 Oktober 2022
Flp.1:18b-26 ; Luk.14:1.7-11
Pekan Biasa XXX
“Barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan”
(Luk.14:11)
Injil hari ini menggambarkan dua tipe manusia, yakni tipe rendah hati dan tipe tinggi hati. Sikap yang satu terpuji dan yang lain tersela. Meninggikan diri, itu tipe orang sombong. Yesus mencela orang yang tinggi hati, karena cenderung mencari kehormatan dan senang dipuji. Bahkan Ia cenderung menepuk dada, membanggakan diri, dan merasa selalu lebih dari orang lain.
Tipe orang yang tinggi hati ini tergambar dalam diri tamu yang memilih sendiri tempat terdepan, tempat yang terhormat. Padahal belum tentu tempat itu disediakan untuknya. Boleh jadi, masih ada orang yang lebih pantas duduk di tempat itu. Yesus malah mengingatkan, ketika lupa diri, orang yang besar kepala akan dijauhi, bahkan jatuh dan direndahkan oleh perbuatannya sendiri. Orang yang tinggi hati akan direndahkan.
Sebaliknya, orang yang rendah hati, tak akan menonjolkan diri dan membanggakan apapun yang dimiliki. Ia tidak melakukan appaun untuk dipuji, dibanggakan, apalagi memuji dirinya. Ia tulus hati, suka mendengar dan melayani keluhan orang lain, memandang setiap orang berharga, mau menerima kritik dan saran, mengalah, lemah lembut dan memilih mendahulukan kepentingan orang lain.
Ia melakukan hal sederhana, namun terpuji dan membuat dia patut ditinggikan. Pribadinya disukai, bahkan menjadi suri teladan. Ia tidak mencari-cari kehormatan. Akan tetapi respek dan penghargaan itu datang sendiri. Diberi karena ia tahu menempatkan diri.
Roda kehidupan terus berputar. Kadang kita di atas, ada waktunya kita berada di bawah. Maka, jangan pernah sombong ketika sedang sukses. Karena hidup hanya sementara. Semua akan hancur, melebur dalam debu tanah.
Maka tak perlu berjuang mencari kehormatan dan penghargaan. Apa lagi dengan menjatuhkan dan mengkambinghitamkan sesama. Hanya dengan rendah hati dan tahu menempatkan diri, kita akan mendapat respek yang pantas. Ingatlah “kesombongan hanya akan memperoleh rasa malu, karena dikalahkan oleh kerrrendahan hati”.
Tuhan memberkati. SALVE. ***
RD. Wens Herin
Amin…