Senin, 24 Oktober 2022
Ef.4:32-5:8 ; Luk.13:10-17
Pekan Biasa XXX
“Hendaklah kalian bersikap ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih sayang dan saling mengampuni”
(Ef.4:32)
Sejak awal, St. Paolus telah menaruh pengharapan, agar jemaat Kristiastini Efesus tempo itu, dan kita saat ini, senantiasa merawat kasih, keramahan dan persaudaraan. Bercermin dari Kristus yang telah mencintai kita tanpa syarat. Ia mengasihi yang lemah, sakit dan menderita, dan rela berkorban sampai sehabis-habisnya untuk kita.
Keramah-tamahan adalah modal dalam membangun dan merawat sebuah relasi. Orang yang “ramah-tamah”, ia baik hati dan mudah akrab dalam pergaulan. Murah senyum, sopan dan hormat dalam komunikasih. Punya sikap hospotalitas yang tinggi yang membuat siapapun nyaman jadi sahabat, rekan dan saudara. Ia selalu berbaik sangka dan suka membantu tanpa pamrih.
Energi dari sikap ramah-tamah mampu mengikis kesombongan, ego diri, iri hati, menghapus bara dendam, yang mengganjal dan bakal membunuh kehangatan persaudaraan kita dalam kasih Tuhan.
Joan D. Chittister mengatakan, “keramahtamahan adalah kunci untuk ide baru, teman baru dan kemungkinan baru. Tanpa ketiganya, kita akan terkurung dalam diri sendiri”.
Ya, sikap ramah jadi modal memudahkan segala rencana, kerja dan harapan apapun dalam kehidupan kita.
Tanpa kasih dan keramah-tamahan, tidak akan ada kehangatan, sukacita dan kedamaian, serta prospek baru dalam hidup bersama kita.
Tuhan memberkati. SALVE.***
RD. Wens Herin
Terimksih media aksi yg telah mngabarkn info yg bagus..pembacaanx sederhana dn menarik