Sabtu, 22 Oktober 2022
Ef.4:7-16 ; Luk.13:1-9
Pekan Biasa XXIX
“Tuhan, biarkan pohon itu tumbuh selama setahun ini lagi”
(Luk.13:8)
Cara pikir orang Yahudi tentang dosa dan hukuman, tak beda dengan kita. Bahwa dosa atau kesalahan apapun akan mendatangkan hukuman berupa sial, musibah atau malapetaka.
Kesan itu kuat dalam dua kisah kematian tragis ini. Orang-orang yang dibunuh Pilatus lalu darah mereka dicampur dengan darah hewan korban, dan delapanbelas orang yang mati ditimpa Menara di siloam, dianggap layak, karena kesalahan dan dosa mereka. Mereka dianggap layak mati, sebagai bayaran atas dosa dan kesalahan yang diperbuat.
Namun Yesus peringatkan, musibah atau sial yang menimpa orang, tidak boleh jadi bahan celaan dan candaan. Lihat suatu peristiwa, renungkan dan ambil pesannya untuk hidup. Apapun itu, jadikan sebagai pelajaran agar kita juga bertobat dan mengubah hidup kita. Sebab jika kita tidak bertobat, kita akan binasa dengan cara yang sama. Sebab kita juga punya salah dan dosa yang sama.
Terkabulnya permintaan Juru rawat kebun, “Tuan, biarkan pohon itu tumbuh setahun lagi” supaya dirawat dan boleh memberi buah. Mengingatkan kita, bahwa Tuhan tak sudi kita binasa. Ia beri kita kesempatan untuk bertobat, membaharui diri, dan berbalik ke jalan kasih, kebenaran, keselamatan Allah.
Tuhan memberi kesempatan agar kita terus berbenah dan menambah kebaikan hidup. Bukannya semakin memperkeruh situasi dan menjadi racun dalam kebersamaan. Kesempatan butuh niat yang baik, agar kita berubah dan berguna. Sebab KasihNya tak menghendaki kita binasa, melainkan bertobat dan selamat.
Tuhan memberkati. SALVE. ***
RD. Wens Herin
“Bertobat dan selamat” Amin… trimakasih tuan tuk renungannnya.