Kamis, 20 Oktober 2022
Ef. 3:14-21 ; Luk.12:49-53
Pekan Biasa XXIX
“Kalian sangka Aku datang membawa damai ke bumi? Bukan damai, melainkan pertentangan”
(Luk.12:12)
Satu hal yang disukai dari seseorang adalah kehadirannya yang menyejukkan, memberi sukacita dan rasa damai. Rasanya aneh mendengar pernyataan Yesus, “Aku datang bukan membawa damai, melainkan pertentangan”. Karena sejatinya Yesus hadir membawa damai, sukacita dan pengharapan bagi semesta. Bukan pertentangan dan permusuhan.
Tujuan akhir dan termulia adalah damai dan sukacita. Tetapi benar kata Yesus ini, bahwa sesungguhnyab mulai ada benih pertentangan sejak iman ini tumbuh. Ketika orang memutuskan mengimani Dia atau menolaknya. Ada yang percaya, tetapi yang lain menyangkalNya. Ada yang simpatik dan menaruh pengharapan padaNya, tetapi yang lain memusuhi dan bahkan beriktiar membunuhNya.
Ia hadir bawa kasih dan kebaikan. itu berarti Dia musuh si iblis. Musuh kejahatan dan dosa. Maka jelas menimbulkan pergulatan batin mau setia menuruti kehendak baik Tuhan atau menuruti keinginan sendiri yang sering dilaburi sirik dan niat jahat.
Ia datang melemparkan api ke bumi, dan betapa Ia mendamba api itu selalu menyala. Api ini bukan api permusuhan. Melainkan api kasih, api semangat dan pemurnian hidup. Kiranya api kasih dan pemurnian dari Tuhan ini terus menaya dalam hati kita, memberi kita semangat dan menuntun Langkah hidup kita di jalan baik dan benar seturut kehendak Tuhan.
Kita sering mengalami situasi seperti di persimpangan jalan, antara mendengar suara hati, memilih yang baik dan benar, atau mengalah dan jatuh dalam salah, atau membiarkan diri terjebak dalam niat jahat dan manipulatif.
Ingat, Janganlah jadi biang perselisihan. Jangan pula melempar api permusuhan dalam kehidupan ini, dengan siapappun. Berusahalah agar kehadiran kita menyejukkan hati dan membawa rasa damai. Jika ada permusuhan dan perselisihan, jadilah penengah yang bisa memabwa perdamaian.
Tuhan memberkati. SALVE. ***
RD. Wens Herin