Selasa, 13 September 2022
1Kor.12:12-14.27-31a ; Luk.17:1-17
PW. St. Yohanes Kristostomus, Uskup dan Pujangga Gereja
“Hai pemuda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah” (Luk.7:14)
Seorang janda kehilangan anak lelaki tunggal, ibarat sudah jatuh tertimpa tangga pula. Sudah kehilangan suami, kini ia kehilangan anak yang jadi harapan satu-satunya. Sungguh memiluhkan.
Banyak orang hadir mengambil bagian dalam kedukaan itu. Mereka saling menghibur dan menagis agar bisa berbagi duka. Tak diduga, di pintu gerbang kota, Yesus berpapasan dengan arakan dukacita itu. Hatinya sedih melihat si ibu janda. Ia mendekat dan menghiburnya, “jangan menangsi!”.
Jika hanya menghibur rasa, semua yang hadir juga melakukan demikian. Dan, Yesus tahu apa yang sangat diinginkan ibu janda saat itu. Kata-kata penghiburan tak cukup mengobati rasa kehilangannya. Ia mesti melakukan sesuatu. Mengembalikan anak muda itu ke ibunya. Ia mendekati usungan jenazah, menyentuhnya dan berkata, “Hai anak muda, aku berkata kepadamu, bangkitlah!”. Anak muda itu hidup kembali.
Sebuah pengalaman ajib yang menghentak mereka semua. Orang banyak takut dan takjub akan Allah. Dan tentu, si ibu janda sangat bahagia. Hatinya penuh syukur, karena Allah berkenan menghapus air matanya. Mengantikan dukacita dengan senyum kebahagiaan. Memulihkan dia dari keterpurukan dan menumbuhkan kembali harapannya yang telah patah.
Kita juga pernah mengalami kematian orang yang dikasihi. Sosok yang jadi sandaran dan harapan kita. Kadang kita berharap, apa yang dialami si janda, Tuhan lakukan untuk kita juga. Ia hadir lagi secara fisik, dan menghidupkan kembali orang kekasih kita. itu sangat manusiawi. Kita sedih karena kehilangan siapapun. Tetapi kita hendaknya terhibur bahwa semua jiwa beriman akan hidup kembali. Tidak saat ini, tetapi akan dibangitkan Tuhan pada akhir zaman.
Di sekitar kita, ada banyak orang seperti si janda, lagi dililit kesulitan dan terpuruk. Yang lagi menagis dalam diam, yang mati semangat dan putus asa. Ingat, jangan lagi menambah beban dan luka, dengan cibiran dan cercacan. Jangan pula membunuh harapan yang tersisa. Tetapi seperti Yesus, hendaknya kita lebih peka dan tergerak hati. Saling memberi support untuk membersarkan hati, untuk menopang jiwa yang terkapar dan menegakkan kembali harapan yang patah.
Tuhan memberkati. SALVE.***
RD. Wens Herin
Amin….trimakasih tuan