Banyak cara menikmati waktu liburan. Salah satunya, mengunjungi tempat wisata. Itulah yang kami lakukan dalam mengisi liburan Lebaran tahun ini.
Walau pandemic Covid-19 belum benar-benar berlalu, aktivitas di tempat umum mulai dilonggarkan. Ruang publik yang selama ini ditutup, kini sudah dibuka kembali. Tempat wisata sebagai salah satu area umum sudah bisa dikunjungi wisatawan. Tentu tetap menerapkan protokol kesehatan.
Kelimutu, salah satu tempat wisata di Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur yang ditutup selama pandemi korona juga sudah dibuka untuk umum. Wisatawan sudah diizinkan berkunjung ke Kelimutu sebagaimana sebelum Covid-19 melanda.
Kelimutu adalah gunung di mana terdapat danau tiga warna yang berada di puncaknya. Di puncak gunung terdapat tiga danau kawah dengan warna air yang berbeda. Danau berwarna biru bernama Tiwu Ata Mbupu. Danau berwarna merah bernama Tiwu Ata Polo. Danau berwarna hijau bernama Tiwu Koo Fai Nuwa Muwi.
Danau yang terletak pada ketinggian 1.639 meter ini sudah mendunia. Keunikan yang dimiliki danau Kelimutu menarik banyak orang. Setiap hari Kelimutu selalu dikunjungi wisatawan. Baik wisatawan manca negara maupun lokal.
Liburan kali ini, kami gunakan untuk mengunjungi danau Kelimutu. Berangkat dari Boru, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Selasa (3/5/2022) menuju Moni, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, dan menginap di sana. Kami memilih Angina Lodge sebagai tempat penginapan. Sebuah penginapan milik Mama Ambrosia Lepe yang terletak di pinggir jalan negara Trans Flores.
Mama Ros, sapaan Ambrosia, mengisahkan usaha penginapannya sudah dijalani sejak 2015. Ada dua rumah penginapan permanen berukuran 8 X 4 meter dengan fasilitas berupa sebuah tempat tidur dengan ukuran 200cm X 180cm, sebuah kamar mandi dan WC berukuran 2,5 X 2 meter. Terseedia juga air dingin dan panas untuk mandi. Tamu juga disediakan minuman sore dan sarapan pagi (breakfast).
Menurut Mama Ros, biaya penginapan di Moni umumnya sama. Pada hari biasa di mana tidak banyak tamu yang berkunjung, harga penginapan per malam sebesar Rp.250.000. Ketika banyak tamu yang berkunjung harga penginapan bisa mencapai Rp. 400.000 – Rp.500.000 per malam.
Awalnya, usaha penginapan Mama Ros sangat menjanjikan. Setiap hari selalu ada tamu yang menginap di Angi Lodge. Pada 2019, Mama Ros mendirikan satu rumah penginapan lagi. Sial, sebelum selesai dibangun, pandemi korona melanda. Tidak ada tamu yang datang dan menginap. Penghasilan dari usaha penginapan pun tidak ada.
“Sebelum korona, setiap hari selalu ada orang yang datang menginap. Dan harganya kami sesuaikan dengan banyaknya tamu. Dihitung per malam. Kalau lagi sepi dua ratus lima puluh ribu. Kalau tamu banyak bisa sampai lima ratus ribu. Tetapi saat korona, tamu tidak ada yang datang lagi. Rumah ketiga yang saya bangun itu tidak bisa dilanjutkan sampai sekarang. Karena kita harus urus anak sekolah dulu, sementara penghasilan sudah berkurang,” cerita Mama Ros.
Angi Lodge terletak di pinggir sawah dengan pemandangan yang bagus. Halamannya cukup luas yang bisa digunakan untuk memarkir kendaraan sepeda motor maupun mobil. Mama Ros berharap bila ada tamu yang ingin ke Kelimutu dan membutuhkan penginapan, bisa menghubunginya di nomor 081353177155.
Rabu, (4/5/2022) kami mendaki ke puncak Kelimutu. Dalam perjalanan ke Kelimutu, kita akan melewati beberapa desa/ kampung dengan lintasan yang berkelok-kelok. Sepanjang perjalanan kita akan diajak menikmati keindahan alam pegunungan. Di beberapa titik, areal persawahan membentang memanjakan mata. Gemercik air yang mengaliri persawahan turut menemani perjalanan menuju puncak.
Kurang lebih 25 menit waktu yang dibutuhkan untuk tiba di gerbang masuk Kelimutu. Pengunjung harus membayar karcis masuk sebesar Rp.7.500 per orang untuk wisatawan lokal. Setelah mengantongi tiket masuk, perjalanan dilanjut menuju titik terakhir sebelum pendakian.
Di sini terdapat tempat parkiran, ruang informasi, WC, tempat peristirahatan. Ada juga lapak kuliner yang menyediakan air, kopi, teh, biskuit, gula-gula, juga nasi. Lapak-lapak ini juga menjual kain tenun dan selendang.
Pengunjung berjalan melewati jalan yang dipagari pohon pinus. Kita akan menikmati suasana alam pegunungan dengan udara yang segar. Hawa dingin kadang menusuk. Namun dingin yang menusuk akan berubah menjadi rasa takjub saat Anda melihat danau Tiwu Ata Polo dan Tiwu Koo Fai Nuwa Muri. Kedua danau ini berdekatan dan dapat dilihat dari satu titik.
Untuk melihat danau Tiwu Ata Mbupu, Anda harus menaklukkan puncak Kelimutu. Dibutuhkan stamina yang kuat karena Anda harus mendaki menapaki (seratus lebih?) anak tangga. Ada titik peristirahatan sebelum sampai di puncak. Ini spot yang sangat bagus untuk foto dengan latar danau Tiwu Ata Polo dan Tiwu Koo Fai Nuwa Muri. Dari puncak, Anda dapat menikmati tiga danau dengan warna yang berbeda.
Perjalanan ke Kelimutu memang terasa melelahkan. Namun semua kelelahan itu akan terbayar tuntas dengan keindahan alam yang tersembunyi di puncak Kelimutu. Lalu kapan Anda ke Kelimutu? (geradus kuma)