Aksinews.id/Larantuka – PGRI Flores Timur terus menggalang kegiatan untuk meningkatkan profesionalitas guru, anggota PGRI Flotim. Salah satunya, kemampuan menulis. Seri kelima PGRI Flores Timur berbagi Jelang Hardiknas 2022, dihadirkan dua penulis muda berbakat, Jemmy Piran dan Afriyantho Keyn untuk berbagi.
Keduanya memotivasi guru di Flores Timur untuk menulis dalam denyut literasi. Penulis hebat Jemmy Piran adalah alumnus Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang punya pengalaman menulis yang luar biasa.
Cerpen-cerpen Jemmy Pirannya sudah dimuat di berbagai media, seperti Tempo, Jawa Pos, Riau Pos, Haluan, Sinar Harapan, Suara Karya, Radar Surabaya, Rakyat Sultra, Solo Pos, Pos Kupang, Tabloid Nova, Basabasi. Ia juga sudah menulis buku. Buku-buku karya Jemmy Piran antara lain kumpulan cerpen eksiperimental yang terbit berjudul Obituari Sebutir Telur, Seekor Ayam, dan Babi (Basabasi, 2018). Juga, dua novelnya Dalam Pelukan Rahim Tanah dan Wanita Bermata Gurita.
Karena kemampuan menulis itulah, Jemmy Piran pun terpilih menjadi peserta Makasar International Writers Festival 2020. Kini Jemmy Piran menjadi Guru di SMPK Sint. Gabriel Larantuka yang tetap memilih menetap di kampung halamannya, Waimana 1.
Selain Jemmy Piran, penulis hebat lainnya bernama Afriyantho Keyn. Karya tulis Afriyantho berupa cerita pendek diterbitkan di berbagai media yakni Timor Express, Pos Kupang, Flores Pos, Suara NTB, Santarang, Bacapetra.co, Litera.co.id, dan Detik.com. Cerpennya berjudul “Reruntuhan Ketujuh” dipilih menjadi cerpen terbaik Litera 2019.
Tahun 2020, ia dipilih menjadi penulis undangan di MIWF bersama rekannya Jemmy Piran yang pernah bersama mengenyam pendidikan di Seminari San Dominggo (Sesado) Hokeng. Afriyantho kini memilih tinggal di kampung halamannya, Nuhalolon, Solor Barat, Flores Timur, NTT.
Dalam sesi berbagi bersama para guru se-Kabupaten Flores Timur, Sabtu (30/5/22), Jemmy Piran dan Afriyantho Keyn menceritakan kebiasaan mereka mengenal dunia membaca dan menulis sejak dibangku sekolah. Menurut Jemmy dan Afriyanto, jalan masuk untuk menulis adalah membaca. Seorang akan sangat kesulitan untuk menulis jika tidak memiliki kebiasan membaca.
Jemmy Piran dan Afriyantho Keyn juga menyoroti terkait keenganan para guru untuk berupaya memiliki sumber buku yang bermutu. Pernyataan kritis mereka adalah, bagaimana seorang anak bisa tergerak mencintai dunia menulis dan membaca jika guru tidak menjadi teladan.
Ketua PGRI Kabupaten Flores Timur, Maksimus Masan Kian mengatakan, literasi sangat penting dalam mendukung profesi guru. Menurutnya, literasi tidak bisa dilepaspisahkan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.
“Bapa ibu guru mesti akrab dengan literasi. Kondisi saat ini, literasi penting tetapi hampir tidak dihiraukan. Ini masalah. Literasi sangat penting dalam mendukung profesi guru dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan,” ujarnya.
Guru, menurut Maksi, harus menjadi teladan yang dapat menggerakan anak-anak. “Kreativitas dan inovasi tumbuh saat medan belajar selalu disiapkan melalui jalan literasi. Keseriusan membangun gerakan literasi dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari,” tandas Maksi, mengingatkan. (*/AN-01)