Aksinews.id/Lewoleba – Beginilah cara orang muda milenial Lembata merawat toleransi antar umat beragama. Senin (25/4/2022), Orang Muda Katolik (OMK) kecamatan Nubatukan, Ile Ape dan Lebatukan, serta Pemuda Gereja Masehi Injili Timor (GMIT) Solavide, menggelar buka puasa bersama Remaja Masjid (Remas) di halaman Masjid MIS Nur Salam, Wangatoa, Kelurahan Selandoro, Kecamatan Nubatukan.
Tak cuma Remas dari Wangatoa yang terlibat. Tapi perwakilan Remas sekecamatan Nubatukan, Ile Ape dan Lebatukan pun terlibat dalam acara penuh persaudaraan dan kekeluargaan ini. Di Kecamatan Lebatukan dan Ile Ape sudah terbentuk kepengurusan dan Pokja Pemuda Lintas Agama.
Acara buka puasa bertajuk: ‘Memaknai Arti Kebersamaan di Tengah Perbedaan Demi Menjaga Kebhinekaan Bangsa’ ini dihadiri pula Bupati Lembata, Pejabat dari Kementerian Agama Kabupaten Lembata, H. Abdul Aziz, pejabat dari Polres Lembata, Imam Mesjid Mis Nurul Salam dan Uztad Ahmad Eban selaku pemberi renungan berbuka puasa dan tausiah ramadhan.
Ketua Pemuda Lintas Agama (Pelita) Kabupaten Lembata, Feldin Rano Kelen, SPd dalam sambutan singkatnya menjelaskan bahwa kegiatan buka puasa bersama ini adalah program kerja rutin tahunan organisasi yang dipimpinnya.
“Kegiatan ini dilaksanakan sebagai jawaban atas toleransi lintas agama khusus orang muda. Orang muda harus mampu menumbuhkan nilai dan spirit toleransi yang telah terwaris oleh leluhur. Dibuktikan lewat tindak dan sikap hidup sosial kemasyarakatan. Kearifan lokal adalah salah satu wujud hidup toleransi di pulau ini,” tandasnya.
Pejabat Kemenag Lembata, H. Abdul Aziz saat memberikan sambutan, mengatakan, kita adalah satu jika dilihat keturunan, nenek moyang kita adalah satu.
Dikatakan, masyarakat di Kabupaten Lembata punya kesamaan secara genealogis-biologis yakni sama-sama punya adat istiadat yang sama, dan genealogis-teologis yakni sama-sama menganut agama yang berasal dari Abraham.
Dengan itu, dia kemudian memaparkan secara singkat anak cucu Abraham hingga turun pada lahirnya agama Islam dan Kristiani.
Dua alasan ini, kata dia, yang mempersatukan umat lintas agama di Kabupaten Lembata yang memang didominasi oleh penganut Islam dan Kristen.
Tausiah ramadhan dibawakan Ustad Ahmad Eban, S.Pd.I. Umat Islam dan para pemuda yang hadir tampak mengikuti ceramah dengan serius. Ustad Ahmad Eban menjelaskan makna puasa bagi umat Islam dan juga makna dari kerukunan umat beragama di Lembata. (*/AN-01)
Kita basudara. Lembata, NTT cinta damai.