“Inilah tubuhKu, inilah darahKu” (Kor. 11:24-25)
Kamis, 14 April 2022
Kel.12:1-8.11-14; Kor.11:23-26; Yoh.13:1-15
Pekan Suci
Mengenang perjamuan malam terakhir mengingatkan kita akan dua hal penting. Pertama, Yesus mewariskan ekaristi bagi gereja. Saat itu, untuk pertama kalinya Yesus bertindak sebagai imam sekaligus korban. Ia membagi roti dan anggur, sambil menyatakan, “Inilah tubuhKu, inilah darahKu”. Sungguh sebuah pengorbanan yang tak terbayarkan. Tuhan rela membagi-bagi diriNya, memberi tubuh dan darahNya sebagai jaminan keselamatan kekal bagi kita.
Kedua, Yesus mewariskan semangat pelayanan dalam kerendahan hati. Hal yang Ia tunjukkan dalam tindakan membungkuk dan membasuh kaki muridNya. Yang pantas adalah seorang murid membasuh kaki Gurunya. Tetapi mengapa Yesus Sang Guru sudi merendah membasuh kaki muridNya? Inilah teladan yang sangat bernilai bagi kita.
Dari kisah perjamuan malam terakhir kita belajar bahwa Pertama, cintai, hormati dan setialah merayakan ekaristi sebagai pusat dan puncak iman kita.
Ekaristi menyatukan kita dengan Tuhan sekaligus menjadi inspirasi agar kita belajar menjadi ekaristi hidup. Rela memecah-mecahkan diri, rela berkorban, berdedikasi demi kebaikan hidup bersama.
Sadarilah bahwa Ekaristi bukan hanya ritual tetapi cara hidup. Harus berbuah dalam hidup nyata.
Kedua, janganlah sungkan membungkuk. Jangan pula hanya menanti dilayani.
Jadilah peribadi yang rendah hati. Buanglah ego dan keangkuhan diri. Saling melayani, saling memberi pengakuan dan membesarkan satu sama lain.
Ingatlah pesan Tuhan, “Jika Aku Tuhan dan Gurumu, membasuh kakimu, maka hendaknya kamu saling membasuh kaki”. Itu berarti, yang ada di antara kita hanyalah saudara, bukan tuan dan hamba.
Doakan kami para imammu, agar setia dan rendah hati dalam pelayanan, penuh cinta dan pengorbanan tulus dalam pengabdian, menyerupai Yesus Sang Guru.
Tuhan memberkati. SALVE. ***
Amin
Terima kasih Romo untuk siraman rohani pagi
Tuhan Memberkati🙏
Amin.
Terimakasih Romo🙏
Selamat merayakan Malam Perjamuan Tuhan
Amin