Aksinews.id/Larantuka – Sudah hampir 5 (lima) tahun Yayasan Tanah Ile Boleng (YTIB) berkarya dalam misi pemberdayaan masyarakat di Pulau Solor, kabupaten Flores Timur, terkhusus kepada para petani dan nelayan. Mereka menginisiasi lahirnya ‘Lumbung Laut’ yang disebut dalam bahasa setempat dengan nama ‘Kebang Lewa Lolon’.
Wakil Bupati Flores Timur, Agustinus Payong Boli, SH, MH, M.IP dibikin terpukau oleh presentase ina Vero Lamahoda, Direktur YTIB didampingi konsultan Bediona Philipus dan dua orang kepala desa, Kades Bubu Atagamu dan Lewograran, kecamatan Solor Barat, Kabupaten Flores Timur.
Pertemuan presentasi yang digelar di ruang kerja Wabup itu dihadiri pula perwakilan dari Kadis Pemberdayaan Masyarakat Desa, Dinas Pariwisata, Bappeda, dan Dinas Perikanan.
Wabup Agus Payong Boli menyebut ina Vero Lamahoda sebagai “perempuan pahlawan Ekologi Laut Fores Timur”.
Betapa tidak? Vero Lamahoda menjelaskan bahwa Yayasan Tanah Ile Boleng dengan visi inovatif membangun “Lumbung Laut” untuk menjaga ekosistem bawah laut agar menjadi tempat yang nyaman berkembang biaknya ikan sebagai bahan pangan keluarga juga komoditi ekonomi untuk peningkatan pendapatan perkapita penduduk menuju kesejateraan.
Biasanya lumbung itu hanya dibuat di darat untuk tanaman di darat, tetapi gagasan Vero Lamahoda melalui YTIB membuat Lumbung Laut yang disebut dalam bahasa Lamaholot “Kebang Lewa Lolon”.
Kebang Lewa Lolon ini adalah persepakatan para pemangku kepentingan di desa Bubu Atagamu dan Lewograran, kecamatan Solor Barat, untuk menjaga laut di sepanjang pantai agar tidak dirusak dengan cara dibom dan cara-cara manual lainnya. Upaya penanaman ulang terumbu karang yang telah hancur kurang lebih 40 tahun.
Adapun sanksi hukum adat dan hukum negara diberlakukan bagi yang melanggar larangan-larangan. Alhasil, setelah 4 tahun program ini dijalankan, sekarang terumbuh karang mulai tumbuh perlahan dan menjadi tempat yang nyaman berkembang biak ikan dan menjadi lumbung masa depan petani tradisional kedua desa.
Menurut Wabup Agus Boli, sesungguhnya dalan jangka panjang nasib Flores Timur ditentukan oleh laut dan darat hanya sebagai penyangga mengingat wilayah laut kita lebih luas dari daratan. Di darat kualitas tanah juga menurun setiap tahun tapi laut menjanjikan masa depan generasi.
“Kita tidak pernah menanam di laut tapi Tuhan menyiapkan hasil melimpah di laut. Mari kita jaga laut agar ikan menjadi sahabat-sahabat kita, menjadi kekuatan pangan dan komoditi masa depan yang tiada pernah habis. Dana desa bisa dipakai untuk program ini juga ABPB dan APBN serta swasta, LSM dan lainnya. Syukur pada Tuhan, jaga laut dan kita akan sejaterah karena Laut, mari rawat Bumi,” tegas Wabup Agus Boli di akhir pertemuan.(*/AN-01)