Aksinews.id/Lewoleba – Uskup Larantuka, Monsigneur Fransiskus Kopong Kung melantik Drs. Petrus Toda Atawolo, MSi menjadi ketua Yayasan Pendidikan Umat Katolik Lembata (Yapenduklem).
Pelantikan dilaksanakan di aula Gereja Katolik St. Maria Banneux Paroki Lewoleba, Rabu (6/4/2022). Uskup Larantuka meminta agar Yapenduklem bisa bekerja sama dengan pemerintah daerah Lembata.
“Saya minta Yapenduklem bermitra dengan pemerintah daerah. Saya percayakan kepada pak Pit Atawolo, mantan birokrsasi, beliau memahami betul bagaimana bermitra dengan pemerintah,” ungkap Monsigneur Fransiskus Kopong Kung.
Uskup Fransiskus menekankan agar sekolah-sekolah Katolik memperhatikan anak-anak yang kurang mampu. Ya, “Sekolah Katolik harus peduli terhadap anak-anak miskin dan tidak mampu,” tandasnya.
Selain itu, Uskup Fransiskus berharap agar sekolah Katolik menjadi sekolah yang unggul. “Sekolah Katolik harus menjadi sekolah yang unggul. Jangan biasa-biasa saja, intelektual anak-anak didik juga harus baik,” tegas Monsigneur Fransiskus Kopong Kung.
Monsigneur Fransiskus juga menyampaikan terima kasih kepada mantan Sekertaris Daerah Lembata yang bersedia memimpin Yapenduklem. Dikatakan, banyak hal yang diharapkan dari kepemimpinan mantan kepala Bappeda Kabupaten Lembata itu.
“Ini adalah kerinduan, agar kita bangun kembali. Mari bersama-sama membawa Yayasan ini kedepan lebih berkembang. Sebuah yayasan yang memungkinkan seluruh sekolah berjalan dengan baik,” kata Monsigneur Fransiskus Kopong Kung.
Petrus Toda Atawolo memang sudah malang melintang di birokrasi, sejak pegawai rendahan hingga terakhir menjabat sekertaris daerah. Pernah menjadi camat, kepala pada beberapa dinas/badan hingga menjabat sekda Lembata. Sempat berselisih dengan Bupati almarhum Eliaser Yentji Sunur hingga dinonjobkan, dan digantikan oleh Pelaksana Tugas Sekda, Antanasius Amuntoda. Tanpa jabatan sekalipun, Atawolo tetap menjalankan tugas sebagai ASN hingga pensius.
Dalam sambutannya selaku ketua Yapenduklem yang baru dilantik Uskup, Petrus Toda Atawolo mengatakan, bahwa Yapenduklem akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah agar tujuan dan sasaran umat Katolik yang ada di jenjang TKK dan SD dapat berjalan dengan baik melalui penataan sekolahnya maupun umat sebagai pemilik sekolah tersebut.
“Kita punya harapan dari koordinasi ini ada kesamaan persepsi akan regulasi yang diturunkan atau ditetapkan pemerintah dan itu menjadi payung hukum bagi kita untuk sama-sama jalankan, karena sasaran sama sebutan berbeda. Pendekatan yayasan itu umatnya tetapi pendekatan pemerintah itu rakyatnya yang sama dan ruang lingkupnya lebih sedikit khusus di sekolah-sekolah dasar Katolik yang ada di paroki-paroki,” tandasnya.
Dikatakan, tentunya dalam data kordinasi ini tidak hanya dengan pemda tetapi juga dengan kementerian Agama melalui kepala kantor kementerian.
“Sehingga ketiga unsur ini kalau sudah satu bahasa terjemahkan regulasi dari atas, maka kita turun ke lapisan bawah adalah umat yang punya sekolah itu kita samakan persepsi supaya selama ini masih ada isu-isu yang berkembang dari pada swasta lebih baik kita negerikan itu bisa dieliminir sehingga sekolah kita, 55 sekolah ini bisa berjalan sesuai dengan harapan,” ungkap Petrus Toda Atawolo, yang adalah umat Paroki Kristus Raja Wangatoa ini.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Dinas Pendidikan Anselmus Asan Ola, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lembata H. Ishak Sulaiman, S.Ag, Deken Lembata Romo Sinyo Da Gomes, pastor paroki Kristus Raja Wangatoa RD. Kristoforus Kristo Soge, Pastor Paroki Maria Baneaux Lewoleba, RD Blasius Kleden, dan undangan lain.(Komsos PKRW/AN-01)
Proficiat dan selamat datang dalam pelayaran perdana SB INA MARIA 3 dari Lewoleba,Waiwerang,Larantuka,Ende.Sukses menjangkau yang tak terjangkau.