Jiwa Merdeka tak Akan Dibelenggu Kelaliman

“Kamu akan mengetahui kebenaran dan kebenaran akan memerdekakan kamu” (Yoh. 8:12)

Rabu, 6 April 2022

Dan. 3:14-20.24-25.28; Yoh. 8:31-42

Prapaskah V

Jiwa yang merdeka tak akan dibelenggu kelaliman. Ia setia pada iman dan kebenaran. Tidak mau menyimpang meski itu perintah raja sekalipun.

Jiwa yang demikian militan nampak dalam sikap ketiga pemuda: Sadrak, Mesak dan Abednego dalam kisah Daniel. Tak tanggung menolak perintah raja Nebukadnezar. Menolak menyembah patung emas sembahan raja. Hingga ketiganya dicampakan ke dalam perapian membara sebagai hukuman.

Mereka tidak gentar. Lebih baik memberi tubuh untuk dibakar daripada menodai iman kepada Allah. Jiwa yang merdeka, memilih hidup dalam kesejatian. Setia kepada Allah daripada menuruti titah raja.

Mengapa mereka seberani itu? Karena yakin, Allah yang mereka sembah akan membebaskan mereka dari hukuman raja. Dan menakjubkan, tubuh mereka tidak terbakar dalam kobaran api. Sebab Allah sendiri datang melindungi mereka. Sebuah keajaiban di mata Raja hingga meruntuhkan keangkuhannya. Raja merendah dan berujar “terpujilah Allah yang telah melepas hamba-Nya”.

Kita sendiri telah dimerdekakan dari perhambaan dosa, melalui derita salib, kematian dan kebangkitan Tuhan. Maka biarkan jiwa kita tetap merdeka dan tidak berhamba pada kejahatan. Memegang teguh prinsip kebaikan, kebenaran, kejujuran, cinta kasih dan pengampunan, agar mampu bertahan di tengah tipu daya kuasa kegelapan dunia ini.

Meski kadang kita kurang militan. Mudah goyah di depan cobaan. Diam tanpa koreksi, meski tahu itu salah dan merampas hak orang kecil. Luluh dan berhamba pada keserakahan.  Enggan berkorban memikul tanggungjawab yang sulit di jalan Tuhan.

Ingat, jiwa yang merdeka melakukan berbagai hal dengan lepas bebas. Tetapi disertai pertimbangan dan tanggungjawab. Agar tetap bijak, tahu arah dan tidak lepas kontrol. 

Tuhan memberkati. SALVE.***