Aksinews.id/Lamahora – Jelang peringatan Hari Kesehatan Sedunia tahun ini, Kamis (7/4/2022), Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata bekerjasama dengan Paroki St. Fransiskus Asisi Lamahora menggelar sejumlah pelayanan kesehatan masyarakat.
Pelayanan kesehatan digelar setelah misa ketiga, dan dipusatkan di aula paroki, Minggu (3/4/2022). Pelayanan itu diberikan oleh sejumlah tenaga kesehatan (nakes) yang bekerja di Dinas Kesehatan dan sejumlah fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) di Lembata yang tinggal di wilayah Paroki Lamahora, Keuskupan Larantuka.
Kepada media ini, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Donatus Dudeng, SKM, M.Kes mengungkapkan, setidaknya ada 25 nakes yang memberikan pelayanan hari itu dari total 186 nakes yang adalah umat paroki Lamahora, sebuah wilayah pastoral yang digembalai oleh para imam ‘Conggregatio Sanctisimmi Redemptoris (CSsR)’. Para nakes dipimpin oleh dr. Dalmasia, dokter umum yang saat ini bertugas di Puskesmas Lewoleba.
“Ada beberapa pelayanan kesehatan yang diberikan hari ini. Skreening Penyakit Tidak Menular (PTM) untuk deteksi dini sekaligus konseling dan pengobatannya, pelayanan vaksinasi Covid-19 dan distribusi abate (bubuk pembasmi jentik-red) adalah item kegiatan yang utama hari ini,” ungkap Donatus.
“Skreening PTM ini yang paling banyak dimanfaatkan oleh umat di sini. Silakan diambil datanya,” sambung Donatus.
Penanggungjawab program pengendalian PTM, Yuliana Mesa Doni, SKM ditemui beberapa saat setelah kegiatan itu mengaku sangat senang karena bisa memberikan pelayanan kesehatan khususnya skreening dan pengobatan PTM bekerjasama dengan institusi keagamaan seperti itu.
“Dari 43 orang yang diskreening, 19 di antaranya menderita hipertensi. Selain itu, ada 26 orang yang asam uratnya tinggi dan 1 orang dengan gula darah tinggi. Jadi ada yang menderita dua atau lebih penyakit tidak menular. Semuanya dikonseling dan diobati,” urai Yuliana, bersemangat.
Memang, perubahan pola hidup, terutama pola makan, pola pikir dan pola istirahat masyarakat dewasa ini telah menimbulkan adanya multi-beban (multy-burden) dalam kehidupan kesehatan. “Belum keluar dari penyakit-penyakit kuno seperti kusta dan frambusia, kita dihadang lagi oleh penyakit-penyakit menular baru seperti Covid-19. Kemudian penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes melitus, asam urat, kolesterol, Penyakit Jantung Koroner dan lain-lain,” ungkap seorang Nakes.(Darko)