Aksinews.id/Lewoleba – Pagelaran besar Eksplorasi Budaya Lembata yang menelan waktu satu bulan, 7 Februari – 7 Maret 2022, ternyata tidak masuk dalam Kharisma Event Nusantara 2022. Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT hanya mencatat festival di lima kabupaten yang masuk kalender event nasional.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Soni Libing mengatakan, pemerintah provinsi mengupayakan pemulihan sektor pariwisata dari dampak pandemi COVID-19 dengan menyelenggarakan lima kegiatan festival pada 2022.
“Festival-festival yang akan digelar di 2022 ini sudah masuk dalam Kharisma Event Nusantara 2022 yang sudah diluncurkan Kementerian Pariwisata,” jelasnya, dalam keterangan di Kupang, Kamis (3/3/2022).
Kelima festival itu adalah Festival Semana Santa di Kabupaten Flores Timur, Festival Dugong di Alor, Festival Pameto di Timor Tengah Selatan, Festival Wolobobo di Ngada, dan Festival Parade Kebangsaan di Ende.
Sony Libing mengatakan pelaksanaan festival ini merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk memulihkan sektor pariwisata melalui peningkatan kunjungan wisatawan maupun pendapatan ekonomi masyarakat.
Penyelenggaraan lima festival ini, kata dia, didukung penuh oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terutama dari aspek anggaran.
“Lima festival ini dinilai unik dan mewakili berbagai jenis wisata dari wisata alam, budaya, religi, maupun kebangsaan,” katanya.
Sony Libing mengatakan pihaknya mulai berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten yang melaksanakan festival tersebut mengingat ada festival yang dipadukan dengan kegiatan keagamaan yaitu Semana Santa di Flores Timur.
“Kami berkoordinasi dengan pimpinan lembaga agama dan pemerintah kabupaten serta semua elemen di Flores Timur agar festival ini bisa berjalan dengan baik,” katanya.
Selain itu, kata dia, koordinasi juga dijalankan dengan berbagai elemen di empat pemerintah kabupaten lain untuk menyiapkan berbagai aspek secara baik seperti atraksi, usaha ekonomi kreatif, dan sebagain.
“Kita persiapkan semaksimal mungkin agar festival-festival ini bisa menarik minat kunjungan wisatawan untuk datang selain itu tentu promosi juga tetap dijalankan,” katanya, seperti dikutip dari mediakupang.pikiran-rakyat.com, Jumat (4/3/2022) menyitir Antara, Kamis (3/3/2022).
Sementara itu, pantauan di media sosial, sejumlah akun facebook justeru mempersoalkan pelaksanaan Explorasi Budaya di Lembata. Kegiatan yang menelan biaya Rp 2,5 miliar itu dinilai tidak membawa manfaat bagi masyarakat setempat.
Soal lainnya, sebut akun-akun facebook itu, saat ini kalangan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Lembata belum menerima gaji hingga bulan Maret ini. Sehingga mereka mempersoalkan para elit sibuk urus Eksplorasi Budaya sementara tenaga honorer dan pegawai hutang sana sini.(*/AN-01)