Aksinews.id/Lewoleba – Gunung Api Ile Lewotolok, Kabupaten Lembata, masih terus memuntahkan abu dan awan panas. Jumat (11/2/2022) pagi, terjadi dua kali letusan. Ketinggian erupsi mencapai 1.200 meter di atas puncak gunung.
“Berdasarkan data pengamatan visual dan instrumental, aktivitas gunung Ile Lewotolok masih cukup tinggi. Hal ini tercermin dari masih terjadinya letusan dan hembusan yang merupakan proses pelepasan material vulkanik ke permukaan. Sementara itu, gempa-gempa yang merupakan terjadinya pergerakan magma ke permukaan serta suplai magma masih terjadi. Masih tereka. Gempa tremor menunjukkan proses pemanasan dan pembentukan gas masih berlangsung secara intensif”, jelas petugas Pos Pemantau Gunung Api (PPGA) Lewotolok.
Gunung Api Ile Lewotolok dinyatakan dalam status siaga sejak pada tanggal 29 November 2020 silam. Sampai saat ini, belum ada pihak yang bisa memprediksikan kapan statusnya kan berubah.
Pagi ini, letusan pertama terjadi pada pukul 07:29 Wita dengan tinggi kolom abu teramati ± 1.000 m di atas puncak (± 2.423 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal condong ke arah timur.
Dan, letusan kedua, pada pukul 07:43 Wita dengan tinggi kolom abu teramati ± 1.200 m di atas puncak (± 2.623 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal condong ke arah timur. “Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi sementara ini ± 37 detik”, jelas PPGA Lewotolok, dalam rilisnya.
Pihak PPGA Ile Lewotolok mengeluarkan enam rekomendasi. Yakni, (1) Dalam tingkat aktivitas Level III (Siaga), masyarakat di sekitar G. Ile Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan direkomendasikan agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak/kawah G. Ile Lewotolok. Masyarakat Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya longsoran material lapuk yang dapat disertai oleh awan panas dari bagian tenggara puncak/kawah G. Ile Lewotolok.
(2) Mengingat potensi bahaya abu vulkanik yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan lainnya maka masyarakat yang berada di sekitar G. Ile Lewotolok agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
(3) Mengingat abu vulkanik hingga saat ini jatuh di beberapa sektor di sekeliling G. Ile Lewotolok maka masyarakat yang bermukim di sekitar aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak G. Ile Lewotolok agar mewaspadai ancaman lahar terutama disaat musim hujan.
(4) Seluruh masyarakat maupun instansi terkait lainnya dapat memantau perkembangan status maupun rekomendasi G. Ile Lewotolok setiap saat melalui aplikasi MAGMA Indonesia yang dapat diunduh di Google Play. Para pemangku kepentingan di sektor penerbangan dapat mengakses fitur VONA (Volcano Observatory Notice for Aviation).
(5) Seluruh pihak agar menjaga kondusivitas suasana di Pulau Lembata, tidak menyebarkan narasi bohong (hoax) dan tidak terpancing isu-isu tentang erupsi G. Ile Lewotolok yang tidak jelas sumbernya.
(6) Pemerintah Daerah, BPBD Provinsi dan Kabupaten agar senantiasa berkoordinasi dengan Pos PGA Ile Lewotolok di Desa Laranwutun, Kecamatan Ile Ape atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung.(AN-01)