Kerinduan yang telah lama dimiliki diharapkan akan segera terwujud. Lembata bakal memiliki Perguruan Tinggi. Adapun bentuk yang dirancang untuk dimiliki Lembata adalah Institut dengan nama Institut Teknologi dan Pendidikan Vokasi yang disingkat INTEL VOKASI Lembata.
Mengenai alasan mengapa memilih institut, Robert Bala, Ketua Yayasan Koker mengatakan bahwa setelah lama mempelajari nomenklatur dan mengikuti acuan pemerintah, maka sebuah Perguruan Tinggi bisa memilih model apapun tetapi sangat bergantung pada jumlah Prodi yang dimiliki. Sebuah Institut misalnya bisa dibentuk dengan syarat memiliki minimal 6 Prodi. Karena itu, INTEL VOKASI Lembata telah merancang agar ke depannya ada 6 prodi yang diusulkan yaitu: Pendidikan Guru Vokasi, Pendidikan guru MIPA, Pendidikan Informasi dan Komputer, Pariwisata, Teknologi Pertanian dan teknologi Penangkapan Ikan.
Studi Kelayakan
Sejak September 2021, secara kontinyu, Yayasan Koker Niko Beeker mengadakan beberapa webinar untuk mendisain Perguruan Tinggi yang merupakan kerjasama antara para akademisi Lembata dan Pemerintah Derah Lembata. Pada kesempatan itu banyak akademisi yang diundang untuk hadir dalam webinar demi menangkap sebanyak mungkin ide.
Setelah proses lama, ada tiga akademisi yang secara konsisten terlibat mendisain Perguruan Tinggi yaitu Dr Wilem Ola Rongan, M.Sc, Dr Hipolitus Kewuel, M.Hum, dan Drs Agustinus Gereda Tukan, M.Hum. Dari Yayasan Koker, Robert Bala M.A., Dipl dan Dr Damianus Dai Koban, M.Pd bertugas sebagai koordinator untuk memungkinkan bahwa program itu bisa segera dilaksanakan.
Tidak kurang, selama proses ini, team Yayasan Koker merasa bersyukur karena Siprianus Tua Betekeneng, M.Pd yang saat ini bekerja di Kopertis XV NTT, mengambil bagian secara khusus. Sipri sangat aktif memberikan arahan agar sejak awal, proses pendirian itu bisa terlaksana. Ketika ditanya, putera Ile Ape itu mengatakan bahwa sudah menjadi tugasnya untuk mendampingi setiap inisiatif baik dari masyarakat dan pemda dalam mendirikan Perguruan Tinggi. “Kita selalu ingatkan agar semua aturan itu ditepati dengan baik agar usulan itu bisa ‘temus’”, demikian Sipri.
Dr Wilem Ola Rongan, M.Sc dalam pernyataannya mengatakan, INTEL LEMBATA, dalam menetapkan jenis prodi didasarakan pada análisis dan studi kelayakan. Dari análisis yang ada, kebutuhan terhadap teknologi pertanian dan teknologi perikanan merupakan Prodi yang sangat urgen. Memang untuk mewujudkannya butuh kolaborasi dengan pemerintah baik pemda maupun pemerintah pusat. Pendirian Teknologi Perikanan misalnya perlu menjadi bagian dari program pemerintah pusat mengingat Lembata memiliki potensi perikanan yang dahsyat. 50% ikan di NTT berasal dari Lembata dan karena itu pengembangan bidang perikanan menjadi hal yang sangat penting.
Selain itu, menurut doktor asal Lamahora Lembata, pertanian menjadi salah satu kebutuhan sangat urgen di Lembata Bila dikembangkan secara serius maka INTEL Lembata bisa memberikan kontribusi penting selain pariwisata mengingat Lembata punya spot wisata yang mengagumkan. Sementara itu bidang pendidikan guru vokasi dan pendidikan MIPA serta teknologi Komputer menurutnya sangat sejalan dengan program penyediaan Sarjana Terapan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Menerima Calon Dosen
Dalam rangka mempersiapkan pendirian, maka Dr Damianus Dai Koban yang menangani SDM mengharapkan bahwa banyak calon dosen di berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia bisa melamar menjadi tenaga dosen. Adapun syarat menjadi dosen, demikian doktor MIPA lulusan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) mengatakan bahwa syarat-syaratnya adalah:
1. Lulusan S2 dari Berbagai Perguruan Tingig Negeri dan Swasta.
2. Ijazah S1 dan S2 linear dengan 6 prodi yang didikan (MIPA, GURU VOKASI, TIK, PARIWISATA, TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN DAN TEKNOLOGI PERTANIAN).
3. Fresh Graduate dan belum memiliki NIDN diutamakan.
4. Bersedia tinggal di Lembata.
5. Mengirimkan lamaran dalam 1 file PDF dengan menampilkan: Ijazah S1 dan S2; Transkrip Nilai S1-S2, KTP, dan Surat Pernyataan bahwa siap menjadi dosen pada INTEL LEMBATA.
6. Selain itu bersedia tinggal di Lembata.
7. Mengirimkan lamaran ke: intekvokasi22@gmail.com paling lambat 15 April 2022
Mengenai lokasi, Dr Damianus menuturkan bahwa INTEL akan bergabung dengan SMA SKO SMARD. Saat ini, menurut pria asal Lerek Lembata, Yayasan telah memulai pendirian gedung 3 lantai dengan 9 ruang. Selanjutnya, akan disusul dengan pendirian gedung 4 lantai dengan total maksimal 24 ruangan lagi.
Dalam kaitan dengan dukungan Pemda, Robert Bala, ketua Yayasan Koker menjawab bahwa Pemda sebagai pihak yang akan diuntungkan oleh kehadiran Perguruan Tinggi semestinya proaktif. Lebih lagi, dari PT ini, akan muncul SDM profesional yang bisa diterjunkan membangun Lembata. Karena itu menurut Bala, sangat diharapkan ‘uluran tangan’ dari Pemda.
Sejak awal rancangan, Bupati Thomas Ola dan Ketua DPRD Lembata Piet Gero terlibat dalam pembicaraan awal. Di sana kedua tokoh eksekutif dan legislatif itu sangat mengharapkan agar Yayasan bisa berperan dalam pendirian ini. Pemda secara aturan tidak bisa menjadi pendiri Perguruan Tinggi tetapi akan mendukung semua inisiatif baik.
Menyinggung waktu pelaksanaan, Robert menjawab bahwa proposal pendirian akan diajukan pada bulan Mei 2022 ke Dikti. Bila proses berjalan lancar maka paling lambat, tahun 2023 sudah bisa berjalan. Semuanya hanya bisa berjalan kalau banyak pihak mengambil bagian, dan Yayasan Koker selalu mengedepankan kolaborasi dan kontribusi kepada siapapun yang berkehendak baik untuk bergabung. (Team Humas Yayasan Koker)
Semoga dapat terwujud segera. Selama ini 2000-an tamatan SMA Lembata harus ke luar daerah. Kalau mereka bisa ‘ditahan’ di Lembata melalui Perguruan Tinggi berkualitas, maka akan sangat membantu. Salut untuk para akademisi yang tidak hanya ‘omong’ dan kritik tetapi langsung berbuat sesuatu untuk Lembata.