Aksinews.id/Lewoleba – Mutasi jabatan eselon III di lingkup Pemkab Lembata oleh Bupati Thomas Ola mengundang perhatian public. Bahkan, mutasi kali ini disinyalir mengandung unsur “pembantaian politik” terhadap orang-orang dekatnya mendiang almarhum bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur. Dua kakak beradik kandung “tergusur” dari posisinya masing-masing.
Dokter Bernard Yoseph Beda “digergaji” dari jabatannya sebagai Direktur RSUD Lewoleba menjadi staf ahli madya di Puskesmas Pada, Kecamatan Nubatukan. Adik kandungnya, Paskalis Yoseph Setet atau lebih dikenal dengan nama Pace Punang “digilas” dari jabatan sekretaris Dinas PMD menjadi staf di Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
Selain dua kakak beradik itu, Syukur Wulakada juga “ditendang” dari jabatannya sebagai Kabid Mutasi Badan Kepegawaian Daerah (BKD). Syukur masih beruntung karena tetap menjadi Kepala Bidang di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah. Sedangkan, dua kakak beradik didemosi atau menduduki posisi yang lebih rendah dari jabatan sebelumnya.
Anggota DPRD Lembata, Paulus Dolu Makarius kepada wartawan di ruang kerja Fraksi PDI Perjuangan DPRD Lembata, Jumat (4/2/2022) menyampaikan proficiat kepada Aparat Sipil Negara (ASN) yang mendapat promosi untuk menduduki jabatan tertentu.
Ia mengatakan reformasi birokrasi yang selama ini kita dengar didalamnya terselebung sebuah “pembantaian politik” atau balas dendam. Dikatakan, kalau kita melihat mutasi pejabat eselon III ini, ada beberapa ASN yang yang menjadi korban dari misi “pembantaian politik” tersebut.
Paulus menyebut tiga orang yang menjadi korban “pembantai politik”, balas dendam, yakni Bernad Yosep Beda, Paskalis Yoseph Setet alias Pace Punang, dan Syukur Wulakada.
Paul mengatakan, kalau lihat ke belakang, begitu Thomas Ola dilantik menjadi bupati beberapa bulan lalu, beberapa kali melakukan sidak ke RSUD Lewoleba. Kemudian saat melakukan pertemuan, Bupati Thomas Ola menohok sekretrais yang juga Plt kepala Dinas Pemerintah dan Masyarakat Desa, Pace Punang. Buntutnya, Pace Punang mengundurkan diri dari jabatannya, baik sekretaris maupun Plt Kepala Dinas PMD.
Tapi, ketika itu, hanya tugas tambahan sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kadis PMD yang dicopot. Posisinya sebagai sekretaris Dinas PMD tetap dijalankan, hingga menuntaskan Pilkades serentak 2021 silam. Istrinya sempat dimutasi ke Kedang, menjadi kepala sekolah disana. Padahal, ketika itu, diharapkan suami istri guru harus bisa hidup seatap.
Menurut Paul Dolu, posisi baru Pace Punang berada di bawah mantan stafnya di PMD. Sebab, Usman Ahmad dipromosikan menjadi salah satu Kabid di Satpol PP, dan Pace dimutasi menjadi staf disana.
Hal ini dinilai sebagai “penyiksaan”. Secara psikologis, menurutnya, Pace Punang bakal tidak bias bekerja secara maksimal.
“Bagaimana mungkin, pegawai bisa melayani masyarakat kalau psikologisnya terganggu akibat mutasi seperti ini. Dan, bagi saya, misi pembantaian ini berhasil”, ungkap Paul Dolu.
Informasi yang dihimpun aksinews.id, menyebutkan, SKP penilaian kinerja Pace Punang memang tidak ditandatangani. Padahal, ia sudah bekerja maksimal hingga pelantikan Kades se-Kabupaten Lembata. “Masak SKPnya tidak ditandatangani”, ungkap sumber tersebut.
Sementara itu, Bupati Thomas Ola dalam sambutannya saat pelantikan pejabat eselon III lingkup pemerintah Kabupaten Lembata, Jumat (4/2/2021), mengatakan, mutasi yang dilakukan untuk sebuah tujuan besar untuk pelayanan publik.
Dikatakan, birokrasi itu mesin penggerak untuk pelayanan kepada masyarakat. Bupati mengatakan kalau masyarakat datang dengan berbagai masalah, maka tugas ASN adalah memberikan solusi.
“Kalau masyarakat datang kepada kita dengan berbagai masalah, tugas kita (ASN) memberi solusi dan jangan masalah baru lagi. Kita harus memberi solusi untuk kesejahteraan masyarakat”.
Bupati Thomas mengatakan semua bidang atau tempat itu baik adanya karena ini melalui kajian yang mendalam. “Kita yang ditempatkan di tempat baru harus punya keyakinan tempat yang saya duduki adalah tempat yang baik untuk saya untuk pelayanan kepada masyarakat. Semua tempat di birokrasi baik adanya, semua tempat di Lembata baik adanya. Tidak ada tempat di Lembata yang tidak baik”.(*/AN-01)