Aksinews.id/Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui Jakarta Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) memantau kondisi siklon di kawasan Indonesia. Hari ini, sekitar pukul 07.00 WIB, muncul potensi pembentukan pola siklon.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan potensi itu bisa meningkat menjadi area suspect di sekitar laut Arafura dalam 3 hari ke depan. Hal itu bisa terjadi dengan menguatnya pola sirkulasi dan kecepatan angin.
“Suspect area tersebut mempunyai kecenderungan bergerak ke arah barat daya menuju wilayah perairan utara Australia atau selatan Nusa Tenggara Timur”, ujar Guswanto dalam keterangannya, Selasa (21/12/2021).
1. Akan berdampak pada cuaca di NTT
Menurutnya, suspect area tersebut nantinya bisa menjadi pembentukan bibit siklon tropis. Akibat adanya potensi tersebut, dapat menimbulkan dampak cuaca tidak langsung di Indonesia. Khususnya di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Maluku.
Berikut potensi dampak cuaca tidak langsungnya:
Potensi hujan sedang hingga lebat di Nusa Tenggara Timur dan Maluku
– Potensi angin kencang di Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku.
– Potensi tinggi gelombang 1.25 – 2.5 meter (Moderate Sea) di Laut Seram, Perairan Kaimana, Perairan Kep.Aru, Perairan Kep. Sermata hingga Tanimbar, Perairan Amamapare – Agats bagian utara, dan Laut Arafura
– Potensi tinggi gelombang 2.5 – 4.0 meter (Rough Sea) di Laut Flores bagian timur, Perairan selatan Baubau – Kep.Wakatobi, Laut Banda, Perairan selatan P.Buru – P. Seram, Perairan Kep.Kai, dan Perairan Fakfak.
2. Muncul Bibit Siklon 94B di Utara Aceh
Sebelumnya, BMKG juga terus memantau pertumbuhan Siklon Tropis Rai yang ada di Laut China Selatan sebelah timur Vietnam. Selain itu, BMKG juga menganalisis adanya pertumbuhan Siklon 94B yang terbentuk di Laut Andaman sebelah utara Aceh.
“Berdasarkan analisis dinamika atmosfer terkini, Siklon Tropis Rai saat ini berada di posisi 17.2LU, 110.8BT (sekitar 1640 km sebelah utara timur laut Tarempa) dengan kecepatan angin maksimum di sekitar pusatnya mencapai 70 knot (130 km/jam) dan tekanan udara di pusatnya sekitar 970hPa”, ujar Guswanto.
Guswanto menerangkan, dalam 24 jam ke depan, Siklon Tropis Rai semakin menjauh dari wilayah Indonesia.
Guswanto mengatakan, bibit Siklon 94B pada Senin kemarin terbentuk. Kecepatan angin di pusat bibit Siklon 94B maksimum di sekitar sistemnya sekitar 25 knot atau 46 km per jam.
“Perkembangan 24 jam ke depan, bibit Siklon 94B masih cukup persisten dengan probabilitas untuk menjadi sistem siklon tropis dalam periode 24 jam kedepan masih dalam kategori rendah.”
3. Dampak cuaca tak langsung akibat Siklon Tropis Rai dan bibit 94B
Ada Potensi Bibit Siklon, BMKG Keluarkan Peringatan Dampak di NTT© Disediakan oleh IDN Times Ada Potensi Bibit Siklon, BMKG Keluarkan Peringatan Dampak di NTT
Guswanto menjelaskan, ada sejumlah dampak tak langsung yang timbul terhadap cuaca di Indonesia akibat Siklon Tropis Rai dan bibit Siklon 94B.
Berikut kondisinya:
– Potensi hujan dengan intensitas sedang – lebat di wilayah Aceh dan Sumatra Utara
– Potensi angin kencang di wilayah Aceh bagian Utara
– Tinggi Gelombang laut 1.25 – 2.5 meter (Moderat Sea) berpotensi terjadi di Selat Malaka bagian utara, Perairan Meulaboh – Kep. Sinabang, Perairan Kep. Nias – Sibolga, Perairan Kep.Anambas, Perairan selatan Kep. Natuna, dan Laut Natuna.
– Tinggi Gelombang 2.5 – 4.0 meter (Rough Sea) berpotensi terjadi di Perairan Utara Sabang, Perairan Barat Aceh, Perairan Barat P. Simeulue – Kep. Nias, Samudra Hindia Barat Aceh – Nias, Laut Natuna utara, Perairan utara Kep. Natuna, dan Perairan Kep. Subi Serasan.
Sementara itu, Kepala Stasiun Meteorologi Kupang, Agung Sudiono Abadi, S.Si mengeluarkan siaran pers mengenai potensi cuaca ekstrem di wilayah NTT pada tanggal 22-26 Desember 2021. “Hasil analisis dinamika atmosfer dan laut menunjukkan adanya pola sirkulasi siklonik (pusaran angina) yang terbentuk di Laut Timor – Arafura dan diindikasikan suspect area bibit siklon tropis. Suspect area ini mempunyai kecenderungan bergerak melambat ke arah barat daya menuju selatan NTT atau di wilayah perairan utara Australia dan memberi dampak pada pertumbuhan awan-awan hujan di wilayah NTT.
Berdasarkan pemodelan prediksi cuaca, terang Agung Sudiono Abadai, dalam periode 48-72 jam ke depan terutama pada hari Sabtu (25/12/2021) dan Minggu (26/12/2021) potensi menjadi siklon tropis cukup tinggi.
Diingatkan bahwa seluruh wilayah NTT waspada potensi hujan intensitas sedang hingga sangat lebat yang dapat disertai petir dan angina kencang. Masyarakat dihimbau untuk tidak panik, tapi tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem. Sebab bias membawa dampak bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang dan sambaran petir.(AN-01)