Aksinews.id/Larantuka – Pembubaran organisasi buruh porter oleh Wakil Bupati Flores Timur, Agustinus Payong Boli pada 2 November 2021 lalu menuai sejumlah kritik. Banjir kritik pun terus menggenangi media sosial.
Ada yang menuding, itu bukan menjadi kewenangan Wakil Bupati Flotim, atau Pemda setempat melainkan kewenangan dinas terkait yang menanganinya.
Wakil Bupati pun dengan lugas memberi komentar terkait sejumlah kritik yang berkelindan di media sosial.
“Tidak ada melanggar-melanggar. Yang ngomong itu tidak mengerti. Mau bubar, ya bubar. Sudah tidak ada lagi porter”, kata Agus Boli kepada media, usai memimpin acara pengambilan sumpah dan pelantikan pejabat pemkab Flotim, pada Senin, 22 November 2021.
Ia menyebut, peleburan itu untuk memenuhi kebutuhan mereka yang lebih layak. “Bahwa mereka dileburkan ke pelayanan dasar mereka, untuk memenuhi BPJS, pemberdayaan ekonomi”, terangnya.
Ia dengan tegas menyampaikan bahwa alasan dileburkan supaya mereka memiliki organisasi yang dilindungi dan bisa dipantau. “Supaya apa, kalau bikin masalah kita pecat dari organisasi TKBM. Berarti dia harus kerja sungguh-sungguh. Itu pola manajerial, pengendalian melalui sistem. Jadi itu yang saya bubarkan kemarin. Sangat efektif itu. Jadi berdasarkan kajian, bukan hanya ngomong di medsos”, papar Agus. Ia pun berharap pihak-pihak yang berkomentar harus punya kompentensi. Bukan asal ngomong. “Tidak punya kompetensi bikin ulasan. Kenapa ribut? Karena tidak punya kompetensi ngomong seperti ahli”, tandasnya. (yurgo purab)