Aksinews.id/Lewoleba – Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Serentak di Kabupaten Lembata sudah berakhir, Senin (8/11/2021) lalu. Masalah yang tersungkup misteri mulai terkuak ke permukaan. Salah satunya di Desa Idalolong, Kecamatan Nagawutung. Kades Idalolong terpilih, SKA, diadukan ke Polsek Nagawutung karena dinilai melakukan penelantaran seorang wanita yang selama ini berhubungan bagai suami istri.
Marta Ukung Musa, perempuan yang mengaku “dipelihara” SKA sebagai istri kedua, Sabtu (13/11), mendatangi Markas Komando (Mako) Polres Lembata, untuk mengadukan masalahnya dengan sang kades terpilih. Namun karena sebelumnya dia sudah mengadukan masalah ini ke Polsek Nagawutung di Loang, Desa Duawutung, maka aparat Polres menyarankan mama Marta untuk kembali mendesak aparat Polsek segera mengambil langkah hukum.
Kepada aksinews.id, Jumat (12/11/2021) di Lewoleba, mama Marta mengisahkan panjang lebar soal hubungannya dengan SKA sejak tahun 2014 silam. “Saya mau lapor ketua panitia waktu SKA disebut jadi calon kepala desa. Tapi, ketua panitia pemilihan datang ketemu saya bilang tidak usah lapor. Nanti kalau SKA jadi kepala desa, dia jamin engko ka”, ungkap Marta.
Dia lalu pamit pada seorang ponakannya yang juga ikut dalam kontestasi Pilkades di Desa Idalolong. “Saya pamit bilang suami saya juga maju, jadi saya tidak pilih engko. Saya pilih saya punya suami”, ujarnya.
Sayangnya, sehari setelah terpilih, Marta datang ke rumah SKA, tapi malah diomelin istri SKA. “Dia marah-marah dan omong dengan kata-kata kasar kepada saya. Padahal, selama ini, kalau malam SKA suruh anak-anak jemput saya tidur di rumahnya. Dia bilang, kalau saya sendiri tuh nanti saya selingkuh”, tutur Marta.
Dia malah menyebut, SKA yang pernah berselingkuh. “Dia ganggu orang punya istri, sampe ada denda satu batang gading tuh apa”, gerutu Marta.
Marta mengaku tidak peduli dengan langkah hukum yang ditempuhnya bisa membahayakan posisi SKA sebagai kades terpilih. “Mau dilantik juga SKA saya punya suami, tidak dilantik pun SKA tetap saya punya suami”, tegasnya.
Beberapa tokoh masyarakat Idalolong yang menemani mama Marta menjelaskan bahwa SKA bisa terpilih karena proses curang yang terjadi di Idalolong. “Tanggal 9 (November) itu kami sudah datang ke Kecamatan dan Kabupaten. Tapi panitia Pilkdes kabupaten sedang sibuk, sehingga tidak ketemu. Kami juga tidak kasih tinggal surat pengaduan. Sehingga jangan bilang kami tidak mengadu pada masa pengaduan”, ujar seorang tokoh masyarakat Idalolong.
Sementara itu, informasi yang diperoleh aksinews.id, tanggal 9 November 2021, pantia Kabupaten termasuk Asisten II Setda Lembata, Kedang Paulus, tetap stand by di sekretariat Panitia Kabupaten hingga pukul 00.00 Wita. Tapi, tidak satupun orang desa yang datang mengadukan masalah Pilkades. Padahal, panitia kabupaten sudah menyiapkan ruang pengaduan, termasuk formulir pengaduan.
Mereka berharap Bupati Lembata, Thomas Ola Langoday bisa mengambil sikap atas masalah di desa mereka. “Kami akan berusaha untuk bertemu pak bupati. Kami minta untuk menganulir Pilkades Idalolong ini. Masak kami punya kepala desa cacat moral”, tandas mereka.
Kades Idalolong terpilih, SKA masih belum berhasil dihubungi untuk konfirmasi.(AN-01)