Aksinews.id/Lewoleba – Banjir lahar dingin kembali terjadi di beberapa desa di Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Banjir lahar dingin menghantam Desa Tanjung Batu, Desa Amakaka dan Desa Napasabok. Hal ini membuat warga setempat panic. Mereka khawatir terjadi lagi bencana seperti beberapa waktu lalu.
Jumat (13/11) siang, lahar dingin yang berasal dari puncak gunung api Ile Lewotolok meluap melewati bantaran kali bekas bencana banjir dan tanah longsor akibat Badai Seroja pada 4 April 2021 lalu. Aliran air masih melewati kali bekas bencana banjir dan tanah longsor akibat Badai Seroja 4 April 2021 lalu, di tiga desa itu.
Tampak material berupa batu, tanah dan pasir dari puncak gunung terbawa menuju pesisir pantai yang merupakan hilir kali.
Goris Nimanuho, warga desa Napasabok menjelaskan bahwa banjir lahar dingin itu terjadi akibat adanya intensitas curah hujan yang tinggi di puncak gunung sejak malam hari. “Hujan di atas gunung dari tengah malam sampai pagi yang makanya meluap”, ungkap Goris ketika ditemui di Ile Ape, Jumat (13/11).
Akibat banjir lahar dingin ini sebagian warga desa Napasabok dibuat panik. Mereka takut akan terjadi banjir susulan yang lebih besar.
Selain itu, akibat banjir lahar dingin ini juga membuat akses transportasi dan mobilisasi orang terputus. “Banjir ini terjadi persis di tengah jalan umum karena memang salah satu akses keluar masuk hanya melalui jalur itu,” ujarnya.
Hal yang sama dikatakan, Yakobus Gowing, warga desa Bungamuda. Dia menuturkan, banjir lahar dingin ini terjadi karena adanya curah hujan yang tinggi selama beberapa hari di puncak gunung.
“Sejak kemarin sudah ada tapi kecil saja, tapi pagi sampai siang ini yang besar sekali,” katanya kepada media, Jumat (13/11).
Disebutkan, akibat banjir ini juga beberapa warga di desa Amakaka, Lamawara dan Bungamuda pun takut.
“Ini bahaya kalau tidak segera diatasi cepat, orang BPBD harus ambil sikap,” tegasnya.
Sementara itu, Yustinus Odo Balawala, kepala desa terpilih desa Lamawara meminta agar Pemda Lembata bisa ambil tindakan responsif.
Dia bahkan mewanti-wanti agar Pemda Lembata perlu melihat resiko dari kejadian Badai Seroja 4 April 2021 lalu.
Lanjutnya, Odo Balawala pun meminta agar harus ada pembangunan jembatan darurat supaya akses keluar masuk orang dan kendaraan bisa berjalan aman.
“Satu-satunya jalan adalah harus ada jembatan, lihat saja motor honda dan mobil sekalipun tidak bisa lewat,” paparnya.
Pantauan media, peristiwa ini terjadi sejak tadi pagi hingga saat ini. Intensitas hujan yang tinggi di puncak gunung membuat banjir lahar dingin meluap. Tidak ada korban jiwa, namun akses jalan dari dan ke beberapa desa di Ile Ape terhambat.
“Kendaraan tidak bisa lewat, nanti bahaya, bisa terseret ke laut,” tandas Odo Balawala. Hingga berita ini diturunkan BPBD dan dinas teknis dari Pemda Lembata belum ada di lokasi kejadian. (Tedy Making/AN-01)
Keterangan foto: Bekas aliran banjir bandang yang dilalui lahar dingin dari puncak Gunung Ile Lewotolok. (Foto: Teddy Making)