Aksinews.id/Larantuka – Puluhan aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) melancarkan aski damai jilid 2 di depan kantor Bupati Flores Timur, Larantuka, Senin (21/6/2021) pukul 11.00 Wita. Sebelumnya, aksi yang sama pernah digelar tanggal 14 Juni 2021 lalu.
Terik matahari yang menyengat tak sedikitpun meredupkan semangat massa aksi. Sebuah buah mobil pick up yang memuat soundsistem parker di halaman kantor Bupati Flores Timur.
Dalam orasinya, GMNI meminta transparasi dari Pemda Flotim terkait BTT (Belanja Tak Terduga). Pun, mereka mendesak pemerintah daerah agar segera melunasi hutang nakes di RSUD Hendrikus Fernandez Larantuka.
“Jika kalian tidak mampu, turun saja dari panggung kekuasaanmu. Satu pejabat pun tidak ada di dalam. Kami merasa kecewa. Kami terus terang bahwa ini bukan jalan satu-satunya. Banyak sekali jalan yang ingin kami lalui. Tapi kalau pemimpin tidak ada disini lalu mahasiswa datang menyampaikan aspirasinya mau jadi apa negeri ini, mau jadi apa orang-orang ini? Hidup mahasiswa”, teriak Yulius Ninu Badin, Ketua GMNI Cabang Flores Timur, saat berorasi.
Merasa kecewa karena Bupati Flores Timur dan Wakil Bupati Flores Timur tidak ada di tempat, mereka membakar satu buah ban mobil di depan kantor Bupati. “Biarkan api ini menyala, memberikan tanda kepada aparat pemerintah, negara, daerah Kabupaten Flores Timur. Rasakan aura ada di ban ini, rasakan aura ada di plastik ini. Kita lihat persoalan-persoalan di Flores Timur ini. Jika Flores Timur merupakan sebuah perusahaan, sudah lama dia bangkrut”, teriaknya lantang. “Sepakat teman-teman?”
“Sepakat, sepakat”, sahut massa aksi.
“Kami Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia mengecam kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak pro terhadap mahasiswa, yang tidak pro terhadap masyarakat, yang tidak pro terhadap kaum-kaum marhaen.”
Yulius Ninu Badin menyebut sudah dua kali mereka datang ke kantor Bupati. Bahkan surat pemberitahuan juga sudah dilayangkan namun, pemimpin di daerah tidak berada di tempat.
“Wahai masyarakat-masyarakat Lamaholot, lihatlah pemimpinmu mau jadi apa negeri ini. Sudah dua kali kami menginjakan kaki di depan gedung ini tetapi dimana batang hidungnya. Ini merupakan bagian dari kontrol dari pemuda. Pemuda adalah agen of change, agen perubahan. Hei pak Bupati dimana kau? Sampai kapan engkau terus menghindar? Hari ini kami setuju bahwa beliau menghindar. Surat pemberitahuan kami sampaikan jauh-jauh hari. Dan, saya yakin surat itu sudah sampai di telinga beliau tapi apakah dia ada? Ha….?”, ujar Badin sambil tendang ban yang sedang terbakar.
Inna Billy, pentolan aksi GMNI mengatakan bahwa GMNI tidak sekadar mengangkat toa di jalan. “Kami dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia tidak sekedar mengangkat toa di jalanan. Kami dari Mahasiswa Nasional Indonesia adalah pejuang pemikir, pemikir pejuang.”
Badin menambahkan bahwa ketika Bupati Flores Timur bersembunyi maka dia adalah pemimpin yang pengecut. Setelah melakukan aksinya di depan kantor Bupati Flores Timur, mereka melanjutkan aksi damai di gedung Bale Gelekat Lewotana, DPRD Flores Timur.(yup)