Perjalanan panggilan menjadi seorang imam atau biarawan misionaris, pada hakekadnya adalah sebuah ziarah panjang, yang mesti dilewati dan digeluti dalam balutan refleksi panjang. Ini akan bermuara pada sebuah komitmen pribadi. Proses itu dibiarkan berlalu seiring berjalannya waktu. Itulah seni dalam menapaki jalan panjang itu. Entah mulus, penuh kerikil tajam, berbelok-belok dan lurus.
Demikian ungkap Pater Yubilaris, Pater Petrus Faber Patimangu, CSsR, imam Konggregasi Redemptoris yang ditahbiskan menjadi imam Tuhan oleh Monsigneur Edmund Woga, CSsR, Uskup Weetebula, di Weetebula pada tanggal 19 Maret 2021 lalu bersama kedua rekan imamnya. Pater Faber, seperti biasa disapa, menempuh pendidikan SD di Weri, SMPK Santu Gabriel dan SMAK Santu Darius Weri – Larantuka, lalu mulai menekuni panggilannya untuk menjadi seorang imam Redemptoris.
Dalam sharing pengalamannya, Pater Faber mengungkapkan syukur dan kegembiraannya pada peristiwa tahbisan imamatnya hingga misa perdananya yang dirayakannya bersama keluarga dan semua umat Paroki Santa Maria Pembantu Abadi Weri. Dengan penuh keyakinan dan iman yang teguh di akhir refleksi pribadinya, dia tidak canggung-canggung mengatakan bahwa sesungguhnya Tuhan Tidak Lalai Menepati Janji-Nya. Tuhan telah menuntun dan membimbing Faber untuk menemukan Tuhan dalam hidupnya. Menurutmya, kegembiraan hari ini merupakan tahap awal dimana dibutuhkan komitmen untuk menghidupi jalan panggilan hidup membiara yang telah dipilihnya itu.
Syukuran Misa Perdana di Weri diawali dengan penjemputan sederhana oleh Pastor Paroki dan DPP bersama Panitia di Biara Redemptoris Waitiu, Kamis (13/5/2021). Keesokan harinya, Jumad (14/5/2021), dilanjutkan dengan Perayaan Ekaristi Syukuran Tahbisan Imam, yang dilaksanakan secara sederhana tapi sangat meriah.
Dalam kotbahnya, Pater Mans Watun, CSsR, kembali menegaskan ziarah perjalanan Pater Yubilaris yang penuh dengan tantangan hidup.
“Di tengah tantangan hidup yang menimpahnya, Pater Faber tetap berpegang teguh pada komitmen hidupnya, dan berkeyakinan bahwa Tuhan yang memanggilnya tidak akan membiarkannya berjalan sendirian. Beliau sadar bahwa Tuhan tidak lalai menepati janjinya.”
Lebih lanjut, Pater Mans sedikit memberikan gambaran tentang model imam di zaman now, yang mesti menyesuaikan dirinya dengan zaman yang semakin berubah. Dunia boleh berubah tetapi seorang imam Tuhan harus tetap berpegang teguh pada Tri Kaul Kebiaraan, hidup miskin, menghayati ketaatan dan kemurnian. Sebagai imam muda, Pater Faber membutuhkan doa dan peneguhan dari kita semua.
“Pater Faber harus kuat, harus belajar pada tokoh Petrus dan tokoh Bunda Maria Pembantu Abadi. Sikap pasrah dan taat pada kehendak Allah mesti menjadi inspirasi utama dalam karya pelayanan ini.”
Ketua Panitia, Yos Tua Dollu mengajak semua umat dan keluarga untuk boleh mensyukuri peristiwa iman ini secara sederhana di tengah wabah pandemi Covid-19.
Pastor Paroki Weri, RD Fransiskus Xaverius Hurint dalam sambutannya, memberikan gambaran tentang benih panggilan yang lagi tumbuh di Paroki Weri. “Dengan peristiwa hari ini, mudah-mudahan anak-anak di Weri bisa tergerak dan termotivasi untuk menjawabi panggilan Tuhan. Orangtua dan keluarga mesti selalu memotivasi anak-anak muda untuk masuk biara”, ucap Pastor Paroki Weri.
Hal ini dipertegas kembali oleh Pater Superior Redemptoris Wilayah Flores – Lembata, Pater Maksi, CSsR dan juga Romo Adu Kerans, Pr, Deken Larantuka dan Solor. Perayaan syukur tahbisan Imam Baru ini dirayakan sesederhana mungkin tetapi tetap meriah dan tetap mengikuti protokol kesehatan Covid-19. Pater Yubilaris dan pastor paroki memberikan apresiasi kepada panitia, keluarga serta OMK dan seluruh umat atas partisipasi dan kerjasama yang baik sehingga rangkaian acara syukuran tahbisan imam Pater Faber, CSsR, bisa berjalan dengan baik dengan tetap mentaati protokol kesehatan.(Syl Witin, DPP Santa Maria Pembantu Abadi Weri)