Aksinews.id/Larantuka – Keberadaan Komunitas Literasi di satuan pendidikan berdampak positif dalam mewadahi imajinasi, kreativitas dan inovasi siswa. Setelah SMPN 1 Lewoleba, kini diikuti siswa SMKN 1 Larantuka. Buku perdana SMKN 1 Larantuka berupa Antologi Karya Kreatif Imajinatif Suara-Suara Minor dari Timur berupa kumpulan karya siswa peserta literasi berisi tiga (3) jenis karya, yakni puisi, anekdot dan cerpen.
Asal tahu saja, SMPN 1 Lewolema telah membuktikan sejak tahun 2015. Bahkan, dua siswa sekolah ini pernah berkompetisi dan menyabet juara tingkat nasional. Juga, para siswa mampu berkarya dengan menghasilkan buku ber-ISBN. Terhitung sejak 2018, sudah 6 buku dihasilkan pada sekolah yang beralamat di Dusun Welo, Desa Painapang ini.
Dua tahun belakang ini, giat Komunitas Literasi di SMKN 1 Larantuka, Watowiti menggeliat. Sekian kali kegiatan kreatif diciptakan dalam memberi panggung dan ruang kreativitas kepada anak. “Secara pribadi, saya telah menduga sejak awal melihat progres yang luar biasa ditunjukan Bastian Lewar”, ungkap Ketua PGRI Flores Timur, Maksimus Masan Kian.
“Saya mengenalnya kisaran tahun 2016, saat ia masih mengabdi di SMPK Sta. Maria Goreti Riangkemie. Suatu waktu, Agupena Flores Timur menggelar Lomba Menulis Puisi, dan saat itu karya anaknya terbaik, keluar sebagai juara. Warna literasi kemudian ia tampakan di SMKN 1 Larantuka saat dipercayakan disana. Karya anak-anak lahir. Sekian waktu terkunci kreativitas anak, di tangan pendamping yang hebat, terbukalah kreativitas itu”, ujarnya.
Bisa jadi, SMKN 1 Larantuka menjadi SMK pertama di Kabupaten Flores Timur yang siswanya menghasilkan karya buku ber-ISBN. “Ini karya yang hebat memang. Sebab mendengar SMK, karya buku sepertinya sangat langka. Ini unik. Kepala Sekolahnya tentu hebat. Sebab semua sampai terjadi atas kerelaannya. Karya buku perdana SMKN 1 Larantuka berupa Antologi Karya Kreatif Imajinatif Suara-Suara Minor dari Timur berupa kumpulan karya siswa peserta literasi yang berisi tiga (3) jenis karya, yakni puisi, anekdot dan cerpen. Karya buku ini tercipta berkat kegiatan Gerakan Literasi Sekolah yang diadakan bersama guru-guru Bahasa Indonesia”, papar Maksimus Masan Kian, bangga.
PGRI Flores Timur, sambung dia, memberikan apresiasi setinggi-tingginya untuk karya hebat ini. Pada pembukaan Konferensi PGRI Cabang Ile Mandiri, Senin (10/5/21) untuk pertama kalinya, secara resmi buku ini dibeli oleh PGRI Flores Timur. Penyerahan langsung diterima dari Didu Fernandez, Kepala SMKN 1 Larantuka, didampingi Bastian Lewar selaku pendamping komunitas literasi dan siswa peserta literasi. Dalam waktu dekat, buku ini akan diluncurkan dan bisa dikonsumsi publik.
“Ada perasaan haru saat membuka buku halaman 90 dan 91. Pada halaman ini saya menemukan dua nama dengan wajah yang tidak asing. Pertama, Silvia Ina Lein dan kedua Theresia Karolindis Kou Hina. Berdua, tak lain adalah mantan siswa anggota Komunitas Literasi SMPN 1 Lewolema. Jangan cemas nak, di tangan Guru Hebat, potensimu akan terfasilitasi dengan baik. Tidak saja secara normatif tetapi menemukan ‘kegilaan-kegilaan’ pada zona tidak nyaman dengan karya-karya yang mencengangkan. Hormat”, ungkap Maksimus Masan Kian.(yup/fre)