Aksinews.id/Lewoleba – Sikap tanggap darurat bencana Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Lembata ini patut diacungi jempol. PMI Lembata terus mendistribusi air bersih bagi warga Lembata yang terdampak bencana banjir bandang. Hingga Senin (19/4/2021), lembaga kemanusiaan ini sudah mendistribusikan 318.100 liter air bersih.
Distribusi salah satu kebutuhan dasar ini didukung 4 unit mobil tangky air bersih. Dua diantaranya bahkan didatangkan langsung dari Gudang Logistik dan Kendaraan PMI yang ada di Gresik, Jawa Timur oleh Markas Pusat Palang Merah Indonesia. Sedangkan dua mobil tangky lainnya merupakan milik warga Lembata yang disewa PMI.
Armada mobil tangky air PMI, setiap hari berkeliling mengisi bak penampung air bersih di kamp pengungsian. Tidak hanya di posko-posko pengungsian yang disiapkan pemerintah, layanan air bersih juga diberikan kepada sejumlah warga yang mengungsi di pondok-pondok kebun di kawasan Parek, Walang, Waesesa dan Kalabahi yang masuk wilayah Desa Waowala, Kecamatan Ile Ape.
Relawan PMI yang mengawal pendistribusian air bersih menuturkan, air bersih sangat dibutuhkan warga baik yang tinggal di posko-posko maupun yang mandiri tinggal di pondok-pondok kebun. “Di beberapa tempat seperti di pondok-pondok, mereka selalu tunggu air. Jadi pas kami lewat mereka langsung teriak. Di keadaan normal saja cukup kesulitan, apalagi di kondisi bencana seperti ini”, terang Ben Assan, salsah satu relawan PMI yang ikut menghantar air di salah satu pondok di kawasan Waesesa.
Kesulitan air juga dikeluhkan warga. Siti Hanafi, salah satu warga Desa Waowala menuturkan, dirinya harus bertahan tidak mandi selama 4 hari sejak mengungsi akibat ketiadaan air bersih. “Kami ini sangat kesulitan air. Untuk mandi saja setengah mati. Ini saya ini sudah dua hari belum mandi nih. Saya punya rumah dan dapur juga rusak. Drom plastic yang biasa pake isi air juga penuh lumpur. Tadi kami pigi ambil bawa ke sini. Saya baru cuci ni. Ama tolong isi air e…Aduh e..terima kasih banyak Pa dorang dari PMI. Sudah bantu kami air bersih. Terima kasih e…”, ujar Siti Hanafi.
Siti Hanafi bersama cucunya tinggal bersama sejumlah warga Desa Waowala di beberapa rumah kerabat yang ada di dekat area pertanian Waesesa. Wilayah ini masih masuk wilayah Desa Waowala.
Sementara itu, Hamani Tuto salah satu pengungsi lain juga mengaku kesulitan air saat mengungsi di pondok kebun miliknya.
“Kami di sini banyak sekali. Tapi tinggal di pondok masig-masing. Kami simpan kami punya drom di tengah sini. Supaya oto datang bisa isi air di sini. Nanti baru kami ambil pake jerigen bawa ke pondok. Terima kasih bapa dorang dari PMI sudah bantu kami air ini”, ungkap Hamani Tuto, warga Desa Waowala.
Layanan Air Bersih adalah salah satu peran PMI Lembata dalam Tanggap Darurat Bencana (TDB) Banjir Bandang di Kabupaten Lembata. Benyamin Reha, Pengurus PMI Lembata menuturkan, dalam rapat tim operasi Tanggap Darurat Bencana (TDB) Banjir Bandang, PMI Lembata diberi kepercayaan salah satunya untuk pelayanan air bersih namun khusus menyasar posko-posko pengungsian di Kota Lewoleba dan sekitarnya. ‘
“Jadi dalam operasi TDB Banjir Bandang ini, PMI Lembata dipercayakan untuk distribusi air bersih tapi khusus untuk sasaran di posko-posko pengungsian di Kota Lewoleba dan juga beberapa posko dan pengungsian lain di Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur. Ini amanah untuk PMI, bisa ikut ambil bagian dalam pemenuhan kebutuhan dasar masyarkaat khususnya para pengungsi terdampak banjir”, terang Benyamin Reha.
Layanan air bersih masih akan terus dilakukan oleh PMI Lembata hingga akhir operasi tanggap darurat bencana banjir. Oleh karena itu, Benyamin Reha mengharapkan dukungan dan kerjasama semua pihak terutama koordinator di setiap posko untuk memperlancar distribusi air yang dijalanakan relawan bersama mobil tangy air PMI.
“Kita masih akan pelayanan air bersih. Kita harapkan dukungan dan kerja sama, terutama dari teman-teman di setiap posko. Kalau boleh saat menghubungi Markas PMI soal layanan air, setiap wadah untuk pengisian air itu sudah harus dibersihkan. Supaya relawan PMI bisa fokus untuk distribusi. Karena kebutuhan air ini banyak, permintaan tinggi. DI beberapa posko sebelumnya itu, relawan terpaksa turun tangan untuk bersihkan drom dan fiber. Harusnya disiapkan memang oleh teman-teman di setiap posko”, tambah Benyamin Reha.(*/fre/prokompim Setda Lembata)