Aksinews.id/Jakarta – Koordinator Simpul Satu Lamaholot Jakarta, Ferdinand Lamak mengatakan penyebaran informasi bohong atau hoaks tentang tsunami di Kota Lewoleba Jumat (16/4/2021) malam adalah sebuah tindakan biadab. Dia mendesak aparat kepolisian mengusut tuntas siapa pelaku penyebaran berita bohong yang meresahkan warga Kota Lewoleba, bahkan hingga menelan korban jiwa.
“Kejadian seperti ini jangan pernah ditolerir. Ini sudah meresahkan publik dan terbukti ada korban yang berjatuhan karena tertabrak dan terjatuh saat panik menyelamatkan diri. Ancamannya pidana dan aparat harus bekerja cepat untuk mengungkap ini demi ketenangan masyarakat,” ungkapnya di Jakarta hari ini (17/4/2021).
Selain korban jiwa dan mungkin saja ada yang cedera karena terjatuh dan lain sebabnya, kejadian malam tadi juga memungkinkan untuk munculnya tindakan kriminal yang lainnya seperti pencurian.
“Kita belum mendengar ada yang melaporkan tentang kemalingan, tetapi dengan kondisi seperti malam tadi, bisa saja dimanfaatkan oleh sejumlah pihak untuk mencuri pada rumah-rumah yang ditinggalkan pemiliknya,” ungkapnya.
Langkah Pemkab yang langsung bergerak untuk memberikan pengumuman kepada masyarakat untuk kembali ke rumah melalui pengeras suara atau radio komunikasi, patut diapresiasi. Namun, masyarakat pun diimbau untuk jangan mudah terpengaruh kabar yang tidak jelas sumbernya.
Kejadian yang sama pernah terjadi di Belle, Waiwerang, pekan lalu. Tidak jelas dari mana datangnya informasi itu, seluruh warga Dusun Belle, Desa Waiburak melarikan diri tinggalkan rumah dan kampung mereka menuju kawasan Got Hitam. Mereka ketakutan karena informasi bahwa air laut sudah naik.
“Masyarakat masih trauma, dikasih lagi beban psikologi seperti ini. Kita butuh efek jera agar kedepannya tidak lagi terjadi hal-hal seperti ini, apalagi ini terjadi ditengah kondisi yang penuh dengan keprihatinan yang amat sangat seperti ini,” ungkap wartawan di Jakarta dan penggagas #SaveLembata Movement ini.(*/fre/prokompim Setda Lembata)