Aksinews.id/Larantuka – Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan, Flores Timur Eduard J. Fernandez, S.sos.M.Si menyatakan bahwa akan dibangun 300 rumah di atas lahan 6 hektare sebagai bagian dari relokasi terhadap masyarakat yang rumahnya dihantam badai seroja. Disebutkan, bencana banjir bandang baru-baru ini menelan puluhan korban dan ratusan rumah rusak dan hanyut terbawa banjir bandang Minggu (4/4/2021) lalu.
“Terkait relokasi, pemerintah sudah melakukan koordinasi dengan pihak kementrian PUPR, sehubungan dengan intruksi presiden itu,” ujar Eduard, Jumat (16/4/2021) di Larantuka.
Ya, “Kami sudah langsung berkoordinasi dengan wilayah-wilayah terdampak bencana, teristimewa di Nelelamadike, Waiburak, Waiwerang dan Oyang Barang. Nah, dari tiga desa ini, sudah dua desa yang siap lahan. Oyang Barang sudah siap 1 hektare, Waiburak sudah 2 hektare. Nelelamadike sudah ada lokasinya, tapi masih komunikasi dengan pemiliknya, sehingga per hari ini, bapak desa sudah memberikan kepastian untuk Nelelamadike menyerahkan sekitar 1 hektare lebih. Lokasinya dekat bencana, persis SMP Nelelamadiken”, sambung Eduard.
“Tanah itu diberikan, tentunya setelah data-datanya kami serahkan ke pihak kementrian. Itu mereka akan turun melakukan verifikasi teknis. Tentunya, mereka melihat lagi, zona ini sudah nyaman atau tidak,” papar Kadis Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan.
Untuk Desa Nelelamadiken akan disiapkan 50-an unit rumah. Kalau menurut kriteria, 1 hektare sudah memungkinkan. Sedangkan di Waiburak, kira-kira ada 100 unit rumah. “Untuk Waiwerang, kita masih cari lokasi. Sementara itu, di Desa Oyang Barang akan dibangun 50 unit rumah.”
Kadis PUPR Flotim menyebut, sesuai target yang diinformasikan dari kementrian PUPR, itu 300 unit rumah akan dibangun untuk wilayah kabupaten Flores Timur dengan lahan 6 Hektare.
“Desa-desa yang terkena bencana langsung itu kita relokasi, sedangkan desa-desa lain yang terdampak, penanganannya BNPB”, papar dia.
Eduard J. Fernandez menuturkan bahwa area yang sudah terkena bencana itu tentunya menjadi jalur merah. “Kita tidak usah memaksakan diri lagi tinggal di situ. Pemerintah sudah bersedia menyiapkan rumahnya, supaya ke depan bisa terhindar dari bencana”, ujarnya.(Yurgo Purab)