Aksinews.id/Adonara – Warga Desa Lelenbala, Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, tengah dirundung resah. Pasalnya, seorang warga desa, Paulus Kopong, 76 tahun, meninggal dunia, dan dilaporkan terpapar Covid-19. Padahal, sejak kembali dari RSUD dr. Hendrikus Fernandez, almarhum sudah melakukan kontak fisik dengan lebih separoh warga desa.
Kepala Desa Lelenbala, Lodovikus Kopong yang dihubungi aksinews.id melalui saluran seluler, Minggu (7/3/2021) pagi, mengungkapkan bahwa warga desanya sedang dirundung resah. Bahkan, mereka sedang mengalami kesulitan ekonomi yang kian parah.
“Dampaknya sudah meluas. Masyarakat disini (Lelenbala-Red) tidak bisa keluar. Hasil (pertanian) yang dibawa ke pasar juga orang tidak beli. Karena mereka bilang desa sudah terkena virus (Corona). Dampak ekonominya sangat hebat”, ungkap Kades Lelenbala, prihatin.
Kakek Paulus Kopong kelahiran 31 Juli 1945 menderita sakit dan dirawat inap di Puskesmas Waiwerang. Tanggal 15 Februari 2021, papar Lodovikus, almarhum dirujuk ke RSUD dr. Hendrik Fernandez di Larantuka. “Awalnya disampaikan bahwa dia sakit lever, gangguan paru-paru dan ginjal. Asma penyakit ketuaan yang sudah dialami empat tahun terakhir”, papar Lodovikus Kopong.
Tanggal 24 Februari 2021, dilakukan swab test terhadap almarhum Paulus Kopong. HAsil test swab sudah keluar pada tanggal 25 Februari 2021. Tapi, “Tanggal 27 (Februari 2021), pihak rumah sakit ijinkan pasien pulang. Tidak ada berita untuk di desa maupun gugus tugas (penanganan dan pengendalian Covid-19) kecamatan. Puskesmas juga mereka tidak tahu”, ungkap Kades Lodovikus.
Di Desa Lelenbala, jelas Kades Lodovikus, hampir tiga per empat warga desa menjenguk pasien yang baru kembali dari rumah sakit. Ya, “Budaya kita kalau pulang dari rumah sakit, kunjungan itu banyak sekali”, ungkapnya.
Aparat desa maupun keluarga sama sekali tak tahu menahu soal hasil swab di laboratorium RSUD Larantuka. Sehingga mereka tetap melakukan kontak dengan Paulus Kopong sebelum menghembuskan nafas terakhir. Bahkan, saat ia meninggal sekitar pukul 02.00 Wita hari Jumat, 5 Maret 2021, hamper seluruh warga desa datang melayat. “Di desa kalau sudah dengar lonceng bunyi di gereja itu semua masyarakat hadir. Petugas mandikan mayat dan sudah kasih pakaian (jenazah)”, ungkap Lodovikus.
Pagi harinya, Sabtu, 6 Maret 2021, seorang anggota BPD Lelenbala menghubungi pihak RSUD Larantuka untuk mengkonfirmasi hasil swab test. “Ternyata mereka jawab, hasilnya positif sudah keluar tanggal 25. Itu positif. Nah, pertanyaannya kenapa sudah tahu positif tapi tanggal 27 (Februari 2021) diijinkan pulang?” gerutu Kades Lelenbala, geram.
Sontak saja, informasi kalau jenazah adalah korban Covid-19, panik. Ya, “Masyarakat panik dan menghindar. Tinggal keluarga duka sendiri yang urus mayat”, papar Kades Lodovikus.
Dia menjelaskan bahwa kecemasan masyarakat terus saja melangit. “Mereka resahkan itu, karena kenapa (pihak RSUD) sudah tahu positif, tapi disuruh pulang? Itu sama saja melakukan pembiaran. Masyarakat beranggapan bahwa ini seolah-olah melakukan pembunuhan masyarakat secara halus”, ungkap Kades Lodovikus Kopong.
Pihak pemerintah desa akhirnya berusaha menghubungi pihak kecamatan dan Polsek Adonara Timur di Waiwerang karena warga setempat menghindar untuk mengantur penguburan. Jadi, “Kami koordinasi dengan pihak kecamatan dan Polsek. Mereka juga datang ke rumah duka untuk atur selanjutnya”, jelas dia.
Pihak kecamatan pun melakukan koordinasi dengan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 tingkat Kabupaten Flores Timur di Larantuka. Awalnya, pihak kabupaten menginformasikan akan menerjunkan tim dari Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten Flotim dari Larantuka untuk mengatur penguburan. “Tapi kami tunggu dari jam 09.00 sampai jam 13.00, mereka tidak datang”, sesal Lodovikus Kopong.
Untuk kelancaran pemakaman, Lodovikus melakukan koordinasi dengan petugas Gugus Tugas Kecamatan di Waiwerang. “Mereka datang bawa alat pelindung diri (APD) sehingga petugas yang ada di desa mengenakan APD untuk melakukan penguburan”, jelasnya.
Untuk mengatasi keresahan warga desanya, Kades Lodovikus Kopong berencana membawa sekitar 50-an warga desa ke Larantuka guna melakukan dialog dengan DPRD Flores Timur, yang melibatkan pihak Dinkes Flores Timur dan RSUD Larantuka. Ya, “Besok (Senin, 8 Maret 2021) kami audiensi bersama anggota DPRD (Flotim) dan pihak Dinkes serta Direktur RSU untuk memberikan kejelasan sehingga masyarakat juga tidak terlalu panik lagi”, tutur Kades Lelenbala, Lodovikus Kopong.(fre)
Kerja ngawur tim medis…sdah tau pasien positif malah dibiarkan pulang…jangan sampai pasien negatif tpi karna pasien sdah terlanjur meninggal pasien dicovidkan begitu saja..😒kan tdak ada otopsi bagi mayat yang terpapar…pasien masih hidup hasilnya tidak dikasih tau biar tidak merepotkan untuk dikarantina
# Kerja Ngawurr
Kasihan masyarakat…Corona di jadikan ladang bisnis..
Usut sampai tuntas✊