Aksinews.id/Lewoleba — Bupati pertama Lembata, Drs. Andreas Duli Manuk mengakhiri ziarah hidupnya di dunia pada hari Jumat (26/2/2021), petang, di usinya yang ke-81 tahun. Almarhum sempat dirawat di RSUD Lewoleba, sejak pekan lalu.
Di masa hidupnya, Andreas Duli Manuk, atau akrab disebut ADM oleh para kerabat dekatnya, meniti karier sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten Flores Timur. Dia pernah memangku berbagai jabatan strategis mulai dari camat di beberapa wilayah kecamatan kabupaten Flores Timur, baik di Pulau Lembata maupun Flores daratan. Terakhir, ia memimpin kantor Inspektorat Flores Timur.
Begitu pensiun, ADM terjun ke dunia politik melalui Partai Golkar. Dengan kekuatan tujuh kecamatan di Lembata, dia berhasil diusung memimpin DPD II Partai Golkar Flores Timur, hingga menjabat ketua DPRD II Kabupaten Flores Timur.
Politisi kelahiran Desa Lite Ulumado, Kecamatan Nubatukan, Lembata, pada 13 April 1940 ini sempat dua kali ikut bertarung dalam proses suksesi bupati Flores Timur. Namun dua kali itu pula gagal. Saat Lembata berdiri sebagai kabupaten otonom, ADM yang sedang duduk di kursi DPRD Flores Timur kembali ke kampung halamannya. Dia pun terpilih menjadi ketua DPRD Lembata, yang pertama.
Sukses jad ketua DPRD memuluskan langkahnya untuk maju dalam pemilihan Bupati oleh DPRD Lembata. Pertarungannya dengan penjabat bupati Lembata, Drs. Petrus Boliona Keraf (almarhum), bisa dibilang sebagai pertarungan paling sengit dalam sejarah politik Lembata. Boliona Keraf meninggalkan keanggotaannya di FPG DPR RI guna menjadi penjabat bupati Lembata. Stanis Atawolo yang sedang menjabat Pembantu Bupatoi Flotim untuk Lembata pun “terdepak”.
ADM dan Keraf sama-sama diusung oleh fraksi dengan kekuatan 7 (tujuh) kursi di Peten Ina. ADM berpasangan dengan Ir. Feliks Kobun diusung Partai Golkar, sedangkan Boliona Keraf berduet dengan Dr. Aloysius Liliweri diusung PDI Perjuangan. Masih ada enam kursi lainnya, yakni Fraksi TNI-Polri 3 kursi, dan Fraksi Gabungan 3 kursi (PKB/2 dan PBB/1). ADM memenangkan pertarungan ini. Tapi, ricuh politik berkembang hingga harus diselesaikan Kemendagri di Jakarta. ADM yang berduet dengan Ir. Feliks Kobun akhirnya dilantik menjadi Bupati dan Wakil Bupati Lembata periode 2001-2006.
Pertarungan ADM dan Boliona Keraf tak berakhir disitu. Apalagi, setelah Boliona Keraf terpilih jadi anggota DPRD Lembata, dan berhasil memimpin DPRD Lembata dari Fraksi PNBK. Jagat politik Lembata dipertontonkan lakon berkelas politisi handal. Agenda politik berjalan mulus, baik di eksekutif maupun legislatif, sekalipun keduanya terlibat pergolakan politik hebat.
Dua tokoh tua ini kembali berseteru pada moment pemilihan langsung bupati Lembata. ADM kembali diusung Partai Golkar dan sekutunya, sedangkan Boliona Keraf diusung partainya sendiri, PNBK. Kemunculan kader PNBK lainnya dalam kontestasi Pilkada Lembata tahun 2006, nampaknya lebih menguntungkan ADM yang berduet dengan Andreas Nula Liliweri dengan tagline Duo AA.
Maka, ADM kembali memimpin Lembata untuk periode kedua, 2006-2011. Di ujung periode kedua ini, ADM dibanjiri aksi massa tolak tambang emas di Kedang dan Leragere. Pemerintah dibawah kepemimpinan ADM yang sudah berhasil menggaet investor Merukh Entreprise tidak berhasil menaklukan hati rakyat di calon lokasi tambang.
Begitu juga, dengan rencana tambang panas bumi di Atadei. Keinginan ADM untuk menikmati listrik yang dihasilkan dari eksploitasi panas bumi Atadei ternyata tak pernah terwujud hingga ajal menjemputnya. Bahkan, sampai saat ini, pemenang tender panas bumi Atadei pun tak lagi nongol di Lembata.
ADM yang memperistri Margareta Hurek Making dan dikaruniani 6 (enam) orang anak, –Melania Manuk, Theresia Abon Manuk (almahrumah), Wilhelmus Sodi Manuk, Anastasia Bunga Manuk, Rafael Brekeng Manuk (almahrum), dan Oncu Ni Manuk.
Jenazah almahrum kini disemayamkan di kediamannya, kawasan Tujuh Maret, Kelurahan Lewoleba, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata. Dia menyusuli dua kolega politik di masanya, Petrus Boliona Keraf dan Frans Making, yang sudah mendahuluinya. Ketiganya adalah politisi handal di masa-masa awal berdirinya Kabupaten Lembata.
Selamat jalan Bapak Ande. Jasa dan budi baikmu tetap dikenang generasi penerusmu. (freddy wahon/prokompim setda Lembata)