Larantuka – Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd menyapa guru-guru di kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam Webinar Pendidikan melalui zoom meeting. Kegiatan ini digelar Pengurus PGRI Kabupaten Flores Timur, 11 Februari 2021, lalu. Topiknya, peta jalan pendidikan Indonesia dan peran PGRI dalam meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan guru.
Kurang lebih satu jam, Ketua Umum PB PGRI memaparkan perjuangan PGRI di tingkat pusat dalam mempengaruhi berbagai kebijakan berkaitan dengan guru dan pendidikan di tingkat nasional. Sebelum pemaparan materi, dia menyampaikan apresiasi terhadap pengurus PGRI Kabupaten Flores Timur yang membuat terobosan –terobosan dalam meningkatkan citra organisasi.
“Saya mengenal Maksi, seorang guru di kampung, suka berpetualang di pelosok. Dengan menulis, ia bisa kemana-mana, dan saat ini, dipercayakan sebagai Ketua PGRI Kabupaten Flores Timur. Kami memantau dan menemukan ada kebangkitan besar. Andai semua Pengurus PGRI seperti di PGRI Kabupaten Flores Timur dengan semangat kebangkitan seperti ini, wah… luar biasa perkembangan organisasi’, ujarnya.
Unifah Rosyidi memaparkan kondisi guru secara nasional. Data yang dipaparkan menunjukan bahwa jumlah guru honor lebih besar daripada guru PNS. Ya, “Guru honor di Indonesia jumlahnya lebih banyak dari guru PNS. Peran guru honor, tidak beda jauh dengan peran guru PNS, sementara secara kesejateraan perbedaan sangat signifikan. PGRI dari waktu ke waktu terus berjuang untuk mendorong adanya perhatian terhadap nasib guru honor. PPPK lahir berkat perjuangan yang tidak pernah berhenti. Dan, ini kesempatan baik. Silahkan bapa ibu bisa mengikuti seleksi ini. Kami mengapresiasi, sudah dua kali, pengurus kabupaten PGRI Flores Timur melakukan pendampingan secara virtual persiapan PPPK 2021. Ini bagus”, kata Unifah.
Dia berpesan kepada pengurus PGRI Kabupaten Flores Timur untuk terus melakukan perjuangan di daerah dengan cara-cara yang etis. “Jika ada hal-hal tertentu yang ingin diperjuangkan, datangi pemerintah daerah secara beretika. Bicara baik-baik untuk maksud yang ingin disampaikan dan ciptakan hubungan yang harmonis”, kata Unifah, berpesan.
Setelah menyampaikan materinya, Ketua Umum PB PGRI langsung meninggalkan zoom meeting. Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi Ketua PGRI Kabupaten Flores Timur, Maksimus Masan Kian dan Wakil Ketua PGRI Flores Timur, Egidius Demon Lema.
Masan Kian memaparkan tentang visi, misi dan program kerja PGRI, termasuk menyampaikan beberapa program kerja yang telah dijalankan, walau baru sebulan menahkodai PGRI Kabupaten Flores Timur.
Sedangkan, Egidius Demon Lema menyampaikan materi seputar wadah PGRI sebagai perjuangan yang bersifat independen, unitaristik dan non partisan. “Salah satu sifat PGRI adalah unitaristik, yakni PGRI sebagai organisasi yang memiliki sifat tanpa membedakan tempat kerja, kedudukan, agama, suku, golongan, gender, dan asal-usul. Independen memiliki makna bahwa PGRI berlandaskan pada prinsip kemandirian organisasi dengan mengutamakan kemitrasejajaran dengan berbagai pihak”, kata Egidius.
Acara ini diikuti 300 peserta dari unsur guru PAUD/TK, SD, SMP hingga SMA/K. Juga, diikuti para pemerhati pendidikan. Kepala Kementerian Agama Kabupaten Flores Timur, Martinus Tupen Payong, pun turut hadir dalam acara ini. (*/fre)