Setiap hari aku pasti melewati tempat ini. Persis di depan pelataran bangunan tua, di dalamnya ada sebuah lampu lenterna yang sudah lama sekali terpakai, agak karat, tapi masih bisa dipakai untuk menghalau kegelapan di lokasi yang nampak anker itu. Di sudut kiri ruangan itu ada televisi jaman dahulu kala yang dipajang hanya untuk menambah kekusukan ruangan tua itu.
Setiap kali pergi dan pulang sekolah aku selalu dihantui perasaan aneh ketika memandang gedung tua yang nampak masih kumuh dan bertembokan bata merah. Herannya, setiap aku lewat, pasti ada sekumpulan orang tua yang berjiwa muda, dan juga orang-orang muda yang masih membara energi dan semangat untuk membingkai sebuah perubahan zaman. Bangunan itu terletak persis di depan hamparan lokasi pekuburan lama Paroki San Juan Lebao. Kuburan itu sudah penuh dan bersesakan.
Persis di samping kubur itu, Cafe Quburan itu terletak. Pertengahan Januari 2021 yang baru lalu, bangunan tua ini direnovasi oleh sekelompok anak muda yang bergabung dalam kelompok CIG Record, asuhan Paul Goran Cum Socius, diantaranya Tuanaen Art dan Mantje RL.
Siang itu, ketika hujan dan badai topan menghantam lokasi sepanjang pantai Lebao, nampak si pemuda berambut gondrong dengan ikatan belakang, Mantje RL –koleganya Tuanaen Art atau disebut juga kembarannya, tampak dengan kwas dan cat di tangannya sedang memainkan motif-motif yang penuh gugahan untuk memperindah bangunan tua tersebut.
Si pemuda itu pun menulis dengan pasti nama bangunan itu, CAFE QUBURAN. QAFE QUBURAN EST NOMEN EIUS. Kafe itu terletak persis di samping kuburan.
Di tempat ini biasanya berkumpul seniman-seniman muda Lamaholot, baik dari Flores Timur maupun Lembata, para penyanyi, para pencinta kreativitas, dan juga terkadang menjadi tempat menampung seniman yang suka berbicara tentang sesuatu yang bernuansa satire.
Beberapa penyanyi kondang Lamaholot sering berkumpul di tempat ini. Mereka menjadikan tempat ini sebagai media yang mempersatukan. Dari sini pula mereka dendangkan suara-suara emas mereka untuk kepentingan kebudayaan daerah di Lewotana Lamaholot ini.
Kini Cafe Quburan ini mulai tertata rapih. Rencananya, di saat saat yang akan datang, Cafe Quburan ini akan dilengkapi dengan peralatan serta fasilitas rekaman yang memadai dan akan menjadi lokasi siaran yang bagus dan berkualitas yang kemudian akan ditayangkan ke seluruh masyarakat Flores Timur.
Ketika dikonfirmasi tentang kehadiran Cafe Quburan ini, Paul Goran, pemilik CIG Record, nampak optimis dan dengan penuh keyakinan mengatakan bahwa cafe Quburan ini ibarat rumah aspirasi, tempat dimana generasi muda dan bahkan siapa saja bisa menyampaikan aspirasi melalui karya seni yang kreatif dan inovatif demi sebuah kemajuan bersama.
Selanjutnya, Mantje RL dan Tuanaen Art, sedikit memberikan afirmasi bahwa Cafe Quburan ini juga sekaligus menjadi rumah dan tempat dimana orang muda bisa menyalurkan kritik dan sarannya terhadap pelbagai kebijakan yang mungkin dianggap menggangu keharmonisan publik. Kedepannya, cafe ini jadi tempat untuk diselenggarakan diskusi publik seperti ILC yang dipromotori Karny Ilyas. Cafe Quburan ini ibarat ILC-nya Flores Timur.
Selain itu, Café Quburan juga sedang mempersiapkan sejumlah menu makanan dan minuman ringan khas Lamaholot. Beberapa minuman sedang di pasarkan secara online di Lewoleba, Lembata dan Larantuka, Flores Timur. “Akan ada waktunya untuk langsung dinikmati di Café Quburan sambil menyaksikan live music,” ucap Mantje RL.
Mudah-mudahan kehadiran Cafe Quburan ini memacu para seniman dan anak muda Flores Timur untuk meningkatkan krearivitas dan daya inovasinya dalam menghadapi derasnya modernisasi ini.(Silvester Witin/guru SMA Negeri 1 Larantuka)
Kerreeen…..semiga menjadi wadah yg bagus dab tepat untk seniman2 lamahokot ke depan……
Chayooooiii quburan cafe
Mantap. Sukses untuk cafe kuburan.