Lewoleba – Nenek Veronika Tuto, kelahiran 1 Juli 1945 (76 tahun), warga Desa Jontona, meninggal dunia di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Lewoleba, Jumat (29/1/2021). Dia divonis terpapar Covid-19 berdasarkan hasil swab. Anehnya, almarhumah tetap dirawat di ruang IGD sampai menghembuskan nafas terakhirnya. Mungkin ini pertama kalinya di NTT, pasien Covid-19 yang meninggal di ruang IGD.
Cucu almarhumah, Sandro Balawangak kepada media, menjelaskan bahwa neneknya memiliki riwayat sakit jantung dan lambung. Keluarga sempat membawa almarhumah ke Rumah Sakit Bukit Lewoleba, Kamis (28/1/2021).
“Ternyata, hasil rapit antigen di Rumah Sakit Bukit reaktif, sehingga dirujuk ke Rumah Sakit Rujukan Covid-19 di RSUD Lewoleba. Sekitar jam 21.00 Wita, kami tiba di RSUD Lewoleba,” paparnya.
Sandro Balawangak mengaku hanya mengenakan alat pelindung diri berupa mantel hujan. Ya, “Mantel hujan ini saya anggap sebagai pelindung diri juga. Karena kenapa sudah dinyatakan reaktif rapit antigen, tapi keluarga masih diijinkan kontak langsung dengan beliau?” ujarnya, heran.
Sampai di RSUD Lewoleba pun tak bedanya. Nenek Veronika Tuto pun tetap dirawat di ruang IGD. “Petugas medis pasang infus dan oksigen di ruang IGD. Kami keluarga pun tidak dilarang kontak langsung dengan pasien,” ungkap Sandro.
Pihak RSUD Lewoleba juga melakukan rapit antigen. Hasilnya tetap sama. Reaktif. Sehingga dilakukan swab. Dan, tiga kali swab hasilnya sama. Positif. “Sehingga nenek kami dinyatakan positif Covid. Dokter Bayu beri penjelasan kepada saya, tapi tanpa memberikan hasil rapit reaktif ataupun hasil swab yang positif itu. Pihak Rumah Sakit Umum Daerah Lewoleba tidak kasih tunjuk kami keluarga hasil rapuit maupun swab itu,” ungkap Sandro.
Menurut dokter, papar Sandro, jantung neneknya sudah parah. “Sampai tadi pagi, masih dua kali rekam jantung. Sebelumnya juga sudah roentgen,” ujarnya.
Sandro menegaskan bahwa dirinya akan ikut dalam proses penguburan neneknya dengan protocol kesehatan yang ketat. “Masalah Covid ini bukan hanya tanggungjawab petugas medis. Kita semua harus ikut bertanggungjawab. Sehingga saya memastikan akan ikut terlibat membantu petugas dalam penguburan nenek kami,” ungkap Sandro. Sandro, yang juga wartawan weeklyline.net ini, menyampaikan permohonan maafkan kepada sesame rekan jurnalis karena dirinya sudah berkontak langsung dengan penderita Covid-19. “Saya akan melakukan rapit antigen dan swab, dilanjutkan dengan karantina mandiri selama 14 hari kedepan,” ujarnya melalui Whatsapp. (fre/primkompim setda lembata)
Bahagia selalu oyang 😇 , Surga tempatmu 🙏
Ina Vero Tuto .. Ina ata senare … natu doa teti Surga lodo untuk keluarga wahan kae …🙏🙏🙏