Beberapa hari terakhir ini halaman beberapa media online dipenuhi dengan rintihan hati warga masyarakat di kecamatan Ilebura, khususnya masyarakat yang berdomisili di kisaran pantai selatan, Desa Nobo hingga Desa Riangbura. Ikhwal soalnya adalah situasi bencana darurat yang menimpa mereka akibat hujan deras yang mengguyur lebat disertai banjir bandang yang mengikis habis jalan.
Ruas jalan yang menghubungkan Desa Riangrita dan Desa Nurabelen putus. Transportasi lumpuh total. Padahal, itu satu-satunya ruas jalan yang menghubungkan mereka menuju Boru, Larantuka dan Maumere dan juga pergerakan mereka ke pelbagai tempat demi kepentingan perekonomian dan perkantoran mereka.
Camat kecamatan Ilebura, Jack Arakian, di tengah kesibukannya mengurus problem kerusakan jalan utama ini, ketika dikonfirmasi seperti yang dilansir di salah satu media online yang dibaca di medsos akun War Busser, menegaskan bahwa kerusakan jalan ini pada akhirnya menyebabkan kelumpuhan total di setiap lini kehidupan masyarakat Ilebura.
Sampai saat ini warga Ilebura umumnya dan daerah-daerah di kawasan pantai selatan sangat merasa dirugikan, bahkan sangat terganggu dengan situasi dan kejadian yang sangat melumpuhkan segala sendi kehidupan warga. “Jalan kami telah putus total, dan praksisnya kami tidak bisa berbuat apa-apa. Tidak ada alternatif lain selain diperbaiki atau direnovasi dalam waktu yang secepat mungkin,” ungkapnya.
Seorang warga masyarakat, yang tidak mau disebut namanya, dalam komunikasinya melalui saluran telepon seluler mengatakan bahwa mereka sangat mengharapkan campur tangan serta kepedulian dari pemerintah daerah Flores Timur, khususnya dinas terkait yang menangani situasi tanggap darurat seperti ini.
“Kami tidak butuh apa-apa yang lain, tetapi kami butuh jalan kami secepatnya diperbaiki agar segala sendi kehidupan kami yang terhambat bisa diselesaikan dengan baik. Patut diketahui bahwa kawasan sepanjang pantai selatan ini juga termasuk kawasan destinasi wisata yabg selalu dipadati pengunjung dari pelbagai daerah, termasuk lalulintas ke kawasan wisata Batu Roti di Wai Uhe, Lewouran dan Pantai Nara di pertengahan Riangkaha dan Nurabelen,” ungkapnya lirih.
Dia melanjutkan, “Jalan yang menghubungkan kawasan pantai selatan ini putus dan rusak sama sekali dan tidak bisa dilewati. Kami sangat merindukan sentuhan hati dari pemerintah daerah Flores Timur”. (Peter Witin Silvester/anak Ilebura, tinggal di Weri)