Aksinews.id/Jakarta – Cucu dari Putra Sulung Bung Karno Guntur Soekarnoputra, Puti Pramathana Puspa Seruni Paundrianagari Guntur Soekarno Putri didaulat menjadi pembicara soal pemikiran Bung Karno, Kamis (8/6/2023). Dia mengatakan, salah satu ide dan gagasan dari Bung Karno adalah tentang kebangsaan dan kemanusiaan.
Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan ini, menjelaskan, saat ini, cara memperkuat persaudaraan dan membangun karakter bangsa dapat dilakukan melalui kebudayaan, pendidikan, dan ekonomi kreatif.
“Saya mengajak para generasi muda sebagai penerus bangsa untuk dapat menjadi produsen di dalam negeri dan menguasai perekonomian dunia melalui kearifan lokal dan ekonomi kreatif,” ujarnya dalam ‘Seminar Internalisasi Pemikiran Bung Karno Tentang Kemandirian Ekonomi’ yang diselenggarakan UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno di gedung Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Jakarta Pusat.
Menurut Puti, Pancasila sebagai buah pemikiran Soekarno, merupakan payung besar kebudayaan dan sumber peradaban bagi bangsa Indonesia. Pancasila bukan sekadar sila-sila yang harus dihafalkan.
Mengenai politik kebudayaan yang dilakukan oleh negara lain, seperti Korean Wave yang masuk ke Indonesia, kata dia, penting untuk menjaga kebudayaan sendiri dan menghindari ketergantungan pada produk luar negeri.
“Kebudayaan bukan hanya tentang seni dan tarian, melainkan juga tentang nilai etos, filosofi, dan falsafah yang menjadi jati diri bangsa,” ucap mantan relawan budaya Swara Mahardhika besutan Guruh Soekarnoputra, ini, seraya menambahkan, dengan menjaga kebudayaan sendiri maka efek buruk budaya luar bisa diminalisasi.
Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando berpesan, generasi muda perlu memahami dan meneruskan perjuangan Bung Karno dalam membangun kemandirian ekonomi bangsa.
“Mengutip ucapan Bung Karno ketika menerima gelar honoris causa dari Universitas Indonesia pada 2 Februari 1963, bahwa dengan membaca buku, kita dapat bertemu dengan pemikir-pemikir hebat dan memperkaya wawasan serta perspektif kita,” ujarnya.
Meskipun tantangan yang dihadapi saat ini berat, kata dia, Bung Karno dan para pemimpin lainnya berhasil merumuskan Pancasila dengan melihat langsung kondisi masyarakat Indonesia pada saat itu. “Namun, generasi milenial saat ini lebih banyak terpengaruh oleh media sosial yang tidak beraturan dan kurang mendapatkan pemahaman yang mendalam dari bacaan dan literasi,” uczap Syarif, sebagaimana dilansir dari republika.co.id.
Dia pun menjelaskan, Bung Karno berharap generasi muda dapat memiliki kemampuan usaha dan kreativitas yang kuat, sebagaimana yang dicontohkan oleh negara maju seperti Jepang dan Korea. “Mereka mampu memproduksi mobil dalam waktu yang relatif singkat karena didukung oleh literasi yang tinggi,” jelas Syarif.
Kepala UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno periode 2011-2018, Suyatno menuturkan, Soekarno memiliki dua konsep utama dalam pemikirannya. Yakni, revolusi nasional dan sosial.
Dia menyebut, revolusi nasional bertujuan untuk membangun negara Indonesia yang kokoh dan kuat. Sementara revolusi sosial bertujuan untuk menciptakan sosialisme Indonesia.
“Maka pentingnya kemerdekaan nasional, untuk menghindari ketergantungan pada kapitalisme dan imperialisme, serta memberikan kekuasaan politik kepada rakyat,” jelas Suyatno.
Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila BPIP 2018, Yudi Latif, menambahkan, ideologi Trisakti yang digagas oleh Bung Karno sebagai landasan bagi pembangunan kemandirian ekonomi. Konsep Trisakti terdiri dari tiga elemen, yaitu berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian di bidang kebudayaan.(*/AN-01)