Larantuka—Maksimus Masan Kian terpilih menjadi Ketua Pengurus Kabupaten Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Flores Timur Masa Bahkti 2020-2025, Rabu (16/12/2020). Mantan Ketua Asosiasi Guru Penulis Indonesia, Agupena Cabang Kabupaten Flores Timur yang baru saja didemisioner pada pertengahan November 2020 lalu, berhasil unggul dari dua rivalnya, Bart Penana Payong (Ketua PGRI Flores Timur Periode 2020-2025) dan Egidius Demon Lema (Wakil Ketua II PGRI Flores Timur Periode 2020-2025).
Sidang-sidang Konferensi Luar Biasa Kabupaten PGRI Flores Timur dipimpin Octo Ouwpoly, Wakil Ketua PGRI NTT, mendapat hujan interupsi dari forum hingga voting menjadi cara yang ditempuh dalam pemilihan pengurus. Lobi yang sempat ditawarkan gugur dengan sendirinya, atas kemauan forum. Proses pemilihan dimulai dengan memilih F1 (Ketua), F2 (Paket Wakil Ketua I, II), F3 (Sekretaris). Rekap akhir, tiga calon Ketua PGRI Flotim Periode 2020-2025, Bart Penana Payong, Ketua PGRI Flotim 2016-2021 (110 suara), Egidius Demon Lema, Wakil Ketua II PGRI Flotim 2016-2021 (14 suara), dan Maksimus Masan Kian, Sekretaris PGRI Flotim, 2016-2021 (130 suara).
Dengan hasil itu, Maksimus Masan Kian ditetapkan sebagai ketua terpilih. Sementara, terpilih sebagai Wakil Ketua I, Egidius Demon Lema, Wakil Ketua II, Agustinus Kumanireng, dan Sekretaris Ilona Fernandez.
Konferensi Luar Biasa Kabupaten PGRI Flores Timur, menurut Bart Penana Payong, Ketua PGRI Flores Timur Masa Bakti 2016-2021, karena konferensi lebih cepat dilaksanakan sebelum akhir masa jabatan periode kepengurusan.
Ya, “Konferensi yang diselenggarakan PGRI Flores Timur kali ini nomenklaturnya disebut Konferensi Kabupaten Luar Biasa karena pelaksanaan konferensi lebih cepat satu tahun sebelum akhir masa jabatan. Selain itu, konferensi luar biasa juga dilaksanakan merujuk pada salah satu point rekomendasi yang mengemuka dalam Kongres PGRI yang diselenggarakan tahun 2019 di Jakarta, yakni semua pada tingkat di bawahnya (propinsi dan kabupaten/kota) agar melaksanakan konferensi secara seragam paling lambat di tahun 2020,” jelasnya, seraya menambahkan, konferensi yang diselenggarakan ini juga diatur dalam Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) PGRI.
Peserta yang hadir mengikuti konferensi diantaranya dari unsur Pengurus Propinsi PGRI NTT yang dihadiri Ketua Umum, Simon Petrus Manu, dan Wakil Ketua Octo Ouwpoly, Pengurus Kabupaten PGRI Flores Timur, dan Pengurus Cabang se Kabupaten Flores Timur. Khusus pengurus cabang hadir dari Cabang Wulanggitang, Ile Bura, Titehena, Ile Mandiri, Lewolema, Larantuka, Tanjung Bunga, Wotan Ulumado, Adonara Barat, Adonara Tengah, Adonara Timur, Kelubagolit, Adonara, Witihama, Ile Boleng, Solor Selatan dan Solor Barat. Dua cabang yang tidak hadir yakni Cabang Demon Pagong dan Cabang Solor Timur.
Bupati Flores Timur, Antonius Hubertus Gege Hajon ketika membuka kegiatan konferensi ini, menyampaikan apresiasi atas semangat guru-guru dalam pengabdian memberikan layanan pendidikan bagi anak bangsa. Menurutnya, pemerintah sudah berbuat banyak dalam mendukung pelayanan pendidikan di daerah, namun dalam waktu bersamaan pada sisi lain, masih banyak kekurangan yang belum terpenuhi.
“Saya selaku pimpinan di daerah, dengan terbuka menyampaikan bahwa kami belum berbuat banyak, namun sudah ada upaya-upaya strategis yang dilakukan diantaranya mengangkat guru honor menjadi kontrak daerah dengan mendapat tambahan penghasilan, memberikan gaji kepada guru TK PAUD melalui Alokasi Dana Desa, menjembatani peningkatan kualifikasi pendidikan bagi guru Non Sarjana, dan lain-lain,” kata Bupati Anton Hajon.
Bupati Flores Timur juga menyampaikan bahwa PGRI adalah organisasi resmi dan memiliki kekuatan yang besar. Forum konferensi menjadi ruang evaluasi dan pembenahan untuk menata organisasi PGRI Flores Timur menjadi lebih baik ke depannya. “Sukses untuk acara konferensinya, lancar untuk semua agenda yang dipersiapkan dan tetaplah menjadi mitra kerja pemerintah yang positif,” ucap Anton Hajon, berharap.
Sementara itu, Ketua terpilih PGRI Kabupaten Flores Timur Masa Bakti 2020-2025, Maksimus Masan Kian setelah pelantikan mengatakan, ada beberapa hal urgen yang segera dilaksanakan, yakni menentukan satu tempat sebagai Sekretariat PGRI Flores Timur sebagai dapur organisasi, dan pusat melaksanakan berbagai kegiatan organisasi. “Target kita yang paling pertama adalah memperjuangkan adanya Sekretariat PGRI Flores Timur. Apakah itu rumah yang dikontrak, teras rumah, atau salah satu ruangan, intinya harus ada sekretariat PGRI Flores Timur yang jelas,” ungkap mantan aktivis API Reinha Rosari Mahasiswa Dioses Larantuka-Kupang ini, mantap.
Ia melanjutkan, hal berikut yang dilakukan adalah konsolidasi internal Pengurus PGRI Flores Timur untuk memetakan potensi kapasitas organisasi dalam memberikan pelayanan. “Kita segera mendata cabang-cabang yang vakum atau tidak aktif untuk menggelar konferensi cabang memilih kepengurusan baru. Jika ada cabang yang baru saja melakukan pemilihan, tetap ada forum konferensi di cabang,” tandasnya.
Hal berikut yang dilakukan adalah pendataan anggota, selanjutnya untuk memudahkan pembuatan kartu anggota dengan urutan mendapatkan Nomor Pokok Anggota (NPA) PGRI Flores Timur. PGRI Flores Timur juga akan menertibkan iuran anggota untuk menghidupkan roda organisasi, dimana merujuk pada AD ART, iuran setiap guru Rp.6000/ bulan/guru. PGRI Flores Timur tentunya siap menjadi pelayan bagi guru-guru Flores Timur untuk meningkatkan profesionalitas dan meningkatkan kesejateraan melalui berbagai cara dan menghidupkan giat-giat ilmiah seperti workshop, pelatihan, seminar, simposium, talk show, perlombaan, dan lain-lain, termasuk mendorong guru untuk menghasilkan berbagai jenis karya ilmiah.
Pengurus Harian PGRI Flores Timur yang dilantik 16 Desember 2020 malam oleh Simon Petrus Manu, Ketua PGRI NTT, diantaranya Ketua, Maksimus Masan Kian, Wakil Ketua I, Egidius Demon Lema, Wakil Ketua II, Agustinus Kumanireng, Sekretaris, Ilona Fernandez, Wakil Sekretaris, Hendrikus Notan Ola, Bendahara I, Agusalim Bebe Kewa dan Bendahara II, Emanuel Ola Sanga.(*/fre)